Puan dan Friksi
Padamu luka yang belum sempat sembuh
Lebam yang menganga lebar
Menjalar di seluruh  keheningan malam
Meramu sepi merayu bahagia
Puan yang tak bertuan mengadu harap
Awal tak akhir menjadi keinginan
Di sisi kenangan yang masih membekas
Aku mengeluh pada ujung pena penantian
Mengais-ngais sisa takdir di kertas lusuh
Menadah menetes pilu yang tak berkesudahan
Dalam gelap-kelam dalam gelak-tawa
Aku air mata dan kau hujannya
Aku menuju kau lenyap bersama janji manismu
Aku kenangan yang disengaja
Antara bait-bait luka berbalut kata suka
Kau rupa yang mudah lupa
Menghilang di saat-saat paling aku idamkan
Mengenang hilang menguburkan kabar
Pada dinding hati yang tak sanggup menahan perih
Untukmu aku melawan badai
Dalam perjalanan melupakanmu
Ini hati bukan hantu
Biar kita sama-sama menerima kepergian
Meski tak kuasa mengucapkan selamat tinggal.
#Semau18maret2022
Oleh : @paji_hajju || @kamar_paji
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H