Masakan Mama
Masakan mama selalu nomer satu di hati
Selalu dan selama-lamanya
Satu-satunya hidangan yang lezat
Diduakan bukan masakan mama
menggugah selera kesadaran
Kesadaran sederhana dari campuran kasih sayang
balut murah senyum bersinar merah maron
Mama, masakan mu aku rindu
Mama, masakan mu aku ingin
Sudah sekian purnama berlalu, masih hangat tercium dari kejauhan jarak akan pulang
Meski hari  berlalu tanpa di sadari, masih harum menggelegar di ujung hidung mancung ku
Tak elak bulan pun mengaku sering di lewatkan kesempatan hening asap penenang
Tahun-tahun jadi saksi hasrat pilu kemalangan nafsu makan
Sekian purnama, hari, bulan bak tahun jadi moments pengendalian nan menawan paling syahdu untuk biaskan rasa yang menggebu-gebu.
Masakan mama kuliner khas surga
Resep dari dalam diri yang Ikhlas
rempah-rempah alami dunia beserta do'a
Mama, masakanmu masih seperti yang dulu?
Bau-bau harum masuk di setiap rumah-rumah tetangga
Menerobos lorong sempit tempat kawula muda duduk melukis cerita
Mengepung atap langit laksana sang mentari memberi salam kepada pengagumnya
Mama, masakanmu yang mana?
Semua yang ku lahap di tanah seberang bertolak belakang dengan apa yang pernah aku lahap di kediaman ku sendiri
Makan di warung makan tak seromantis masakan mama di saat hujan ku habisi rata
Makan di restoran mewah tak seenak makan di gubuk ilalang kehangatan
Semua telah ku coba mama
Dijalan, aku bayang perihal masakan mama terdahsyat untuk anaknya.
Sekali lagi aku rindu masakan mama
Dengan hati lapang, aku ingin mendekap lalu melebur dalam keabadian cinta mama pada keikhlasan masakannya.
~Kupang, 17 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H