Mohon tunggu...
Jubaidah
Jubaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/IAIN Palangka Raya

(Membaca Buku)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Ketimpangan Sosial hingga Inflasi Global: Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar dan Komoditas Global pada Kesejahteraan Global

23 April 2023   14:10 Diperbarui: 23 April 2023   14:16 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Dalam era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global semakin memperparah ketidakpastian ekonomi global. Masalah ini terjadi karena banyak faktor seperti lonjakan permintaan, persaingan pasar global, pengaruh geopolitik, serta pandemi COVID-19 yang berdampak pada penurunan produksi dan rantai pasok. Kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang dan memperlemah daya saing ekonomi global. Hal ini memperparah ketimpangan sosial dan mengancam stabilitas politik di beberapa negara (World Bank 2018).

            Kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga berimbas pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok yang kurang mampu. Harga-harga yang naik dapat mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok, seperti bahan makanan dan bahan bakar, yang dapat mepengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Di negara-negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, kenaikan harga komoditas global dapat menjadi ancaman yang sangat serius bagi kelangsungan hidup sehari-hari.

            Selain itu, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga dapat memperburuk perubahan iklim global. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan membutuhkan sumber daya yang berkelanjutan, dan kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat menghambat upaya menuju energi terbarukan dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

            Dalam beberapa tahun terakhir, harga komoditas global terus mengalami fluktuasi yang signifikan. Misalnya, pada tahun 2018, harga minyak mentah mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir, mencapai USD 85 per barel, dan kemudian turun menjadi USD 50 per barel pada akhir tahun. Hal ini memperlihatkan betapa rentannya pasar global terhadap faktor-faktor eksternal seperti geopolitik dan kondisi pasar.

            Menurut laporan World Bank (2020), harga komoditas global mengalami kenaikan sekitar 20% pada tahun 2016-2018. Ini dipicu oleh beberapa faktor seperti permintaan yang meningkat, terutama dari negara-negara berkembang seperti China dan India. Selain itu, faktor geopolitik juga mempengaruhi harga komoditas global. Salah satunya adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada penurunan produksi dan permintaan global.

            Kenaikan harga bahan bakar juga menjadi masalah yang serius di seluruh dunia. Menurut data dari International Energy Agency (IEA), pada tahun 2020, harga minyak mentah mencapai rata-rata $40 per barel, naik dari rata-rata $64 per barel pada tahun 2019. Ini disebabkan oleh penurunan permintaan minyak mentah karena pandemi COVID-19 dan perselisihan antara Rusia dan Arab Saudi tentang produksi minyak mentah.

            Dalam konteks yang lebih luas, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Negara-negara berkembang yang bergantung pada ekspor komoditas dapat mengalami kesulitan ekonomi karena turunnya harga komoditas di pasar global. Hal ini juga memperparah ketimpangan antara negara-negara kaya dan miskin di dunia.

            Namun, pada awal tahun 2021, harga komoditas global mulai kembali naik. The World Bank melaporkan bahwa indeks harga komoditas energi naik 62% dari April 2020 hingga April 2021, dan indeks harga logam dan mineral naik 36%. Meskipun harga komoditas mulai naik, tetapi kenaikan ini belum dapat menutupi kerugian besar yang terjadi pada tahun 2020.

            Kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan global. Dalam hal ini, dampaknya tidak hanya negatif, namun juga dapat memiliki dampak positif dalam beberapa aspek. Namun, dampak negatif yang lebih besar dapat dirasakan, terutama di negara-negara berkembang.

            Dampak negatif pertama dari kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global adalah peningkatan biaya hidup. Kenaikan harga bahan bakar akan mempengaruhi harga transportasi dan energi, sementara kenaikan harga komoditas global dapat mempengaruhi harga pangan dan produk-produk konsumen. Hal ini akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah. Di negara-negara berkembang, di mana mayoritas penduduknya berada di kategori ini, hal ini akan menyebabkan peningkatan kemiskinan dan ketimpangan sosial.

            Dampak negatif kedua adalah memperlemah daya saing ekonomi global. Kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan transportasi, sehingga mempengaruhi harga jual produk di pasar global. Negara-negara berkembang yang bergantung pada ekspor produk komoditas akan mengalami dampak yang lebih besar. Ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi, sehingga mengurangi peluang lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.

            Dampak negatif lainnya adalah meningkatnya inflasi. Kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global akan mempengaruhi harga-harga di pasar, sehingga memicu inflasi. Hal ini akan berdampak pada stabilitas ekonomi dan keuangan di negara-negara yang rentan terhadap inflasi, terutama di negara-negara berkembang yang memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang tidak stabil.

            Namun, di sisi lain, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga dapat memiliki dampak positif pada beberapa aspek. Pertama, kenaikan harga bahan bakar dapat menjadi pendorong bagi inovasi dan pengembangan teknologi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan industri baru dan memberikan peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru.

            Adapun beberapa pendapat dari para ahli yang berkaitan dengan dampak kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global terhadap kesejahteraan global, yaitu :

            Dr. Ngozi Okonjo-Iweala, Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia, berpendapat bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi global. Okonjo-Iweala menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global mempengaruhi inflasi di banyak negara, yang kemudian dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan mengakibatkan ketimpangan sosial yang lebih besar. Dalam hal ini, Okonjo-Iweala menekankan pentingnya koordinasi internasional untuk mengatasi masalah ini.

            Profesor Jeffrey D. Sachs, ekonom terkemuka di Columbia University, juga berpendapat bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar, terutama di negara-negara berkembang. Sachs menunjukkan bahwa negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas dapat mengalami kerugian ekonomi yang signifikan akibat fluktuasi harga komoditas di pasar global. Oleh karena itu, Sachs menyarankan agar negara-negara berkembang harus lebih berinvestasi dalam diversifikasi ekonomi dan mengembangkan sektor-sektor yang dapat mengurangi ketergantungan mereka pada ekspor komoditas.

            Profesor Dani Rodrik, ekonom terkemuka dari Harvard University, menyatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat menyebabkan inflasi global. Rodrik menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat meningkatkan biaya produksi di banyak sektor, yang kemudian dapat mengakibatkan kenaikan harga produk-produk tersebut dan mengurangi daya beli masyarakat. Oleh karena itu, Rodrik menekankan perlunya kebijakan yang tepat untuk mengatasi dampak inflasi global tersebut.

            Terakhir, Profesor Arvind Subramanian dari Peterson Institute for International Economics, berpendapat bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Subramanian menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat mengurangi daya saing ekonomi global dan mempengaruhi investasi asing. Dalam hal ini, Subramanian menekankan bahwa penanganan dampak kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global harus dilakukan secara koordinatif oleh negara-negara di seluruh dunia.

            Dampak kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global dapat memicu inflasi global yang berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa, sehingga memperberat beban hidup masyarakat. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga dapat memperbesar ketimpangan sosial antara negara-negara kaya dan miskin, serta antara golongan yang memiliki dan tidak memiliki.

            Namun, kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global juga dapat memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan mengembangkan sektor-sektor yang dapat mengurangi ketergantungan mereka pada ekspor komoditas. Hal ini dapat membantu negara-negara berkembang untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat mereka.

            Dalam penanganan dampak kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global perlu adanya koordinasi internasional dalam melakukan tindakan yang tepat dan efektif. Koordinasi ini meliputi kerja sama antar negara dalam mengatur produksi dan distribusi bahan bakar dan komoditas, serta dalam mengembangkan teknologi alternatif yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi.

            Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga bahan bakar dan komoditas global merupakan tantangan global yang harus dihadapi bersama oleh seluruh negara di dunia. Penanganan dampaknya memerlukan kerja sama internasional, diversifikasi ekonomi, dan pengembangan teknologi alternatif yang ramah lingkungan. Hanya dengan tindakan yang tepat dan efektif, kesejahteraan global dapat terus ditingkatkan dan ketimpangan sosial dapat diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun