Cimahi, 06 April 2024 - Kegiatan "KUACI Berbagi Takjil" yang diprakarsai oleh Ketua Keluarga Urang Awak Cimahi (KUACI), Zul Ando, berhasil menyentuh ribuan masyarakat pada tanggal 05 April 2024 di Kota Cimahi.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang bagi masyarakat untuk berbagi takjil kepada sesama, tetapi juga menunjukkan kebersamaan yang luar biasa dalam menjalankan aksi sosial. Ribuan takjil didistribusikan kepada masyarakat yang melintas di sepanjang perjalanan, menciptakan momen kebahagiaan tersendiri bagi banyak orang.
Salah satu momen yang memperkaya kegiatan ini adalah partisipasi aktif dari Dr. Tedja Gurat Baktinia, yang turut serta dalam memberikan sumbangan dan membagikan takjil bersama dengan kelompok Bundo Kanduang. Keikutsertaan mereka menegaskan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian tidak mengenal batas-batas kelompok atau latar belakang.
Dukungan penuh juga diberikan oleh anggota KUACI lainnya, yang berasal dari berbagai latar belakang seperti pengusaha dan pedagang di Kota Cimahi. Ini membuktikan bahwa semangat kebersamaan dapat menyatukan beragam elemen masyarakat untuk tujuan yang baik.
Menurut Dr. Tedja Gurat Baktinia, berbagi takjil untuk buka puasa di bulan Ramadan memiliki makna yang sangat dalam dan multidimensional.
Dr. Tedja mengatakan bahwa secara spiritual, berbagi takjil adalah bagian integral dari ibadah di bulan suci Ramadan. Menurutnya, tindakan memberi makan kepada orang yang berpuasa merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperoleh pahala yang besar. Ia percaya bahwa setiap takjil yang dibagikan dengan niat yang tulus merupakan bentuk ibadah yang diterima oleh Tuhan.
Tidak hanya dari segi keagamaan, Dr. Tedja juga menekankan aspek sosial dan kemanusiaan dari berbagi takjil. Baginya, aksi berbagi takjil mencerminkan solidaritas dan empati terhadap sesama yang membutuhkan. Menurutnya, momen berbagi takjil adalah kesempatan untuk memperluas cinta dan kepedulian kita kepada orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung.
Dr. Tedja juga melihat bahwa berbagi takjil dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun kebersamaan dan menguatkan hubungan antarindividu dalam masyarakat. Menurutnya, saat kita berbagi makanan dengan orang lain, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga membuka pintu untuk interaksi sosial yang lebih dalam dan memperkuat ikatan emosional di antara kita.
Dengan pandangan ini, Dr. Tedja Gurat Baktinia menegaskan bahwa berbagi takjil di bulan Ramadan bukan hanya sekadar tindakan sosial atau ritual keagamaan, tetapi juga merupakan perwujudan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan kebersamaan yang menjadi pondasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan "KUACI Berbagi Takjil" ini bukan hanya menjadi wujud konkret dari kepedulian sosial, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk turut berpartisipasi dalam membantu sesama. Semoga semangat kebersamaan dan kepedulian seperti ini terus berkembang dan memberi manfaat bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H