Mohon tunggu...
Jack Febrian Rusdi
Jack Febrian Rusdi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Student of Phd ICT Program Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), and Student of Psychology in Bandung. Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA) and Indonesia Marketing Association (IMA). Founder of Bandung Awards. Lecturer and Author of Information Technology books.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ribuan Takjil Dibagikan dalam Kegiatan KUACI Berbagi di Cimahi

6 April 2024   17:49 Diperbarui: 6 April 2024   17:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zul Ando, Dr. Tedja (Tengah kiri dan kanan), beserta sebagian Bundo Kanduang KUACI dalam Berbagi Takjil di Cimahi (dokpri)

Cimahi, 06 April 2024 - Kegiatan "KUACI Berbagi Takjil" yang diprakarsai oleh Ketua Keluarga Urang Awak Cimahi (KUACI), Zul Ando, berhasil menyentuh ribuan masyarakat pada tanggal 05 April 2024 di Kota Cimahi.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang bagi masyarakat untuk berbagi takjil kepada sesama, tetapi juga menunjukkan kebersamaan yang luar biasa dalam menjalankan aksi sosial. Ribuan takjil didistribusikan kepada masyarakat yang melintas di sepanjang perjalanan, menciptakan momen kebahagiaan tersendiri bagi banyak orang.

Salah satu momen yang memperkaya kegiatan ini adalah partisipasi aktif dari Dr. Tedja Gurat Baktinia, yang turut serta dalam memberikan sumbangan dan membagikan takjil bersama dengan kelompok Bundo Kanduang. Keikutsertaan mereka menegaskan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian tidak mengenal batas-batas kelompok atau latar belakang.

Dukungan penuh juga diberikan oleh anggota KUACI lainnya, yang berasal dari berbagai latar belakang seperti pengusaha dan pedagang di Kota Cimahi. Ini membuktikan bahwa semangat kebersamaan dapat menyatukan beragam elemen masyarakat untuk tujuan yang baik.

Menurut Dr. Tedja Gurat Baktinia, berbagi takjil untuk buka puasa di bulan Ramadan memiliki makna yang sangat dalam dan multidimensional.

Dr. Tedja mengatakan bahwa secara spiritual, berbagi takjil adalah bagian integral dari ibadah di bulan suci Ramadan. Menurutnya, tindakan memberi makan kepada orang yang berpuasa merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperoleh pahala yang besar. Ia percaya bahwa setiap takjil yang dibagikan dengan niat yang tulus merupakan bentuk ibadah yang diterima oleh Tuhan.

Sebagian Bundo Kanduang KUACI di sela kegiatan berbagi Takjil di Cimahi  (dokpri)
Sebagian Bundo Kanduang KUACI di sela kegiatan berbagi Takjil di Cimahi  (dokpri)


Tidak hanya dari segi keagamaan, Dr. Tedja juga menekankan aspek sosial dan kemanusiaan dari berbagi takjil. Baginya, aksi berbagi takjil mencerminkan solidaritas dan empati terhadap sesama yang membutuhkan. Menurutnya, momen berbagi takjil adalah kesempatan untuk memperluas cinta dan kepedulian kita kepada orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung.

Dr. Tedja juga melihat bahwa berbagi takjil dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun kebersamaan dan menguatkan hubungan antarindividu dalam masyarakat. Menurutnya, saat kita berbagi makanan dengan orang lain, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga membuka pintu untuk interaksi sosial yang lebih dalam dan memperkuat ikatan emosional di antara kita.

Dengan pandangan ini, Dr. Tedja Gurat Baktinia menegaskan bahwa berbagi takjil di bulan Ramadan bukan hanya sekadar tindakan sosial atau ritual keagamaan, tetapi juga merupakan perwujudan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan kebersamaan yang menjadi pondasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun