Bagaimana Strategi Penataan Ekonomi Kreatif (Ekraf) bagi daerah? Terutama untuk akselerasi pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia?Â
Mari kita lihat berdasarkan salah satu daerah di Indonesia dalam merealisasikannya, yaitu Kota Bandung. Mengingat kota ini sebagai bagian kota terkreatif kelas dunia yang mendapatkan pengakuan dari UNESCO, dan kota yang dinobatkan sebagai salah satu kota terkreatif di Wilayah Asia Pasifik menurut British Council. Tentu ada baiknya Kota Bandung kita jadikan sebagai studi kasus bagaimana ekonomi kreatif direalisasikan.
Sejenak kita tinjau kondisi Kota Bandung sekilas dari berbagai aspek. Paling tidak terdapat 30 sentra industri, dan 270 jenis produk unggulan yang mereka miliki.Â
Mayoritas penduduk berada di usia dibawah 40 tahun yang mencapai 60 persen dari total penduduknya, dan mereka di usia ini adalah orang-orang yang berpotensi untuk menghasilkan berbagai kreativitas. Di kota ini juga terdapat sebanyak 118 perguruan tinggi. Bandung nyaris tidak memiliki kekayaan alam yang dijadikan sebagai sumber utama perekonomiannya.
Lalu bagaimana pemerintah dengan masyarakat memperkuat ekonomi kreatif ini? Paling tidak, strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung seperti di bawah ini.
Dukungan Smart City
Pemanfaatan teknologi merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan potensi kota. Berbagai aplikasi terintegrasi dan sistem informasi yang dibutuhkan berbagai kalangan disediakan oleh pemerintah, yaitu melalui dukungan smart city.Â
Dari sisi smart city ini, Bandung merupakan kota terbaik 100 dari smart city di Indonesia, dan peringkat 28 dunia berdasarkan yang dirilis oleh Eden Strategy Institute.Â
Tentu saja kesiapan smart city ini merupakan tulang punggung berbagai aktivitas elektronik yang disediakan oleh pemerintah, termasuk dalam optimalisasi Smart City.
Pemetaan Ekraf melalui Portal Ekraf