Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan pengembangan kota menjadi kota cerdas (smart city). Kota cerdas telah menjadi harapan berbagai pihak, bagaimana kota mampu memberikan manfaat bagi pemerintah maupun masyarakat. Dengan teknologi yang diterapkan pada smart city, berbagai potensi dapat dikembangkan agar terintegrasi, sehingga terutama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Lalu, apa itu smart city, bagaimana fenomena smart city? apa saja strategi kunci penerapan teknologi pada smart city? Smart city Indonesia kelas dunia? Dan hal terkait lainnya.
Diharapkan artikel ini mampu memberikan manfaat kepada masyarakat tentang smart city dan penerapannya di Indonesia.
Pengertian
Smart city atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan kota cerdas dan sebagian menyebut dengan kota pintar. Smart city adalah teknologi yang memiliki kemampuan dalam mengelola semua potensi sumber daya yang ada secara efektif dan efisien terutama dalam memecahkan berbagai permasalahan dengan menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan solusi berkelanjutan, termasuk dalam memberikan layanan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di perkotaan[1].
Penerapan
Penerapan konsep smart city dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan TIK, kota diintegrasikan dalam berbagai bidang, sehingga memberikan dampak efisiensi dalam pengelolaan kota. Termasuk diantaranya integrasi berbagai perangkat teknologi maupun media sosial[2].
Fenomena Smart City
Smart city merupakan salah satu agenda umumnya dan menjadi trend bagi perkotaan di dunia. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perkotaan dalam penerapan smart city ini adalah kurangnya landasan teoritis, praktis, dan konsensus tentang metodologi penilaian smart city itu sendiri[3].
Permasalahan perkotaan antara yang satu dengan lainnya tentu berbeda, sehingga bagaimana menerapkan smart city bagi masing-masing kota dapat berbeda. Permasalahan lain yang sering terjadi dalam anggapan penerapan smart city ini diantaranya adalah asumsi investasi yang cukup besar, infrastruktur yang belum merata, perangkat maupun aplikasi dianggap langka, dan termasuk sumber daya manusia yang dianggap langka.