Berdasarkan wawancara dengan salah satu petugas lapangan, Unu menyebutkan bahwa tugas ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kehati-hatian. Hal inilah yang ditanamkan baik oleh majamen sekolah, baik kepala sekolah yang dalam perjalanannya berganti-ganti, dan didampingi selama ini diantaranya oleh Dadang Hendi selaku wakil kepala sekolah yang telah mengabdikan dirinya di sekolah ini paling tidak selama 18 tahun terakhir ini. Begitu juga dengan guru-guru, orang tua murid, serta komponen pendudukung yang ada pada sekolah tersebut.Â
Dalam mengamankan anak didik pun, seperti pernah ditulis pada artikel tentang Manuver Mengajar di SDN 113 Banjarsari dan kendala PJJ, penulis tidak jarang menemukan wali kelas mengantar anak didik saat pulang hingga pintu gerbang parkir.Â
Kondisi lapangan yang terlihat ada pada SDN 113 Banjarsari ini tentu menarik untuk dijadikan sebagai sebuah kasus, bagaimana pihak sekolah mengelola pendidikan terutama saat kedatangan anak maupun kepulangan anak didik, terutama terkait dengan keamanan anak, pengaturan aliran kendaraan, parkir kendaraan, maupun pelayanan serta pengelolaan yang direalisasikan oleh pihak sekolah terkait dengan bagian proses pengajaran di sekolah.Â
Jika ada yang menganggap sekolah ini mendapat predikat ekselen, tentu hal ini ada benarnya. Tentunya butuh strategi yang matang untuk strategi manajemen di lingkungan pendidikan ini, termasuk perparkiran yang merupakan bagian dari aktivitas rutin yang terjadi.
Semoga tulisan ini memberikan manfaat, khususnya dalam memperhatikan perparkiran terkait dengan bagian dari strategi manajemen  untuk mencapai visi dan misi masing-masing. Mengingat, perparkiran dapat menjadi ujung tombak dalam mendukung proses pada aktivitas yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H