Bunga liliku,
Dengan sajak-ku aku merayu,
Dengan tuturku aku menyeru.
Tentang sepasang kata yang menurutmu tak pasti,
Tapi bagiku inilah keaslian hati.
Tak perlu kau tanyakan “ sebab apa rasa itu ada? “
Disiang hari aku mencintaimu dengan panas dan teriknya,
Dimalam hari aku mencintaimu dengan sejuk dan redupnya.
Aku tak mencintaimu karena kau cantik,
Tapi karena cinta kuletakkan padamu,
Maka kau menjadi cantik.
Aku tak mencintaimu karena kau hebat,
Tapi karena cinta kuletakkan padamu,
Maka kau menjadi hebat.
Aku ingin mencintaimu yang penuh amarah,
Karena bersama tamparan,
Kuyakini kau sematkan sedikit belaian.
Aku ingin mencintaimu dengan penuh kesedihan,
Karena bersama air mata,
Kau basuh kembali hati yang mulai terluka.
Diantara sakitnya bercinta,
Kaulah yang aku nikmati sakitnya,
Dan jika kau bertanya “ dimanakah luka itu berada “
Tolong tanyakan pada cinta,
Karena ia yang menyembunyikannya.
Bukan karena rindu aku mencintaimu,
Tapi karena cinta kuletakkan padamu,
Maka aku pun jadi rindu.
Bukan karena bahagia aku mencintaimu,
Tapi karena cinta kuletakkan padamu,
Maka aku pun menjadi bahagia.
Aku ingin mencintaimu, menyayangimu, dan mangasihimu,
Bahkan jika dunia berakhir,
Semesta menua,
Aku tetap ada dalam keabadian di hatimu.
Ambon, 10 desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H