Senada dengan pernyataan Fajar Wantah, Ahmad Shalahuddin menekankan bahwa selain di industri manufaktur, kita juga harus fokus pada inovasi teknologi pada bidang agrikultur sesuai dengan potensi yang ada Indonesia.
Novaldy sebagai praktisi digital di industri kesehatan, juga menambahkan, saat ini Rumah Sakit juga sudah mulai menuju Hospital 4.0, namun terkendala untuk integrasi antar institusi.Â
Sehingga dirasa perlu dukungan pemerintah selaku regulator untuk mulai membuat regulasi yang dapat mendorong pertumbuhan digitalisasi khususnya pada industri kesehatan di Indonesia.Â
Augie sebagai peneliti dibidang automasi menegaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kapabilitas teknologi riset robotic dan automasi yang tidak kalah dengan riset teknologi diluar. Kendala dan tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mendapatkan pendanaan dan komersialisasi prototype teknologi yang dihasilkan.
Ia menegaskan bahwa "Prinsip paling penting dari menerapkan filosofi Lean yakni continuous improvement dan respect people. Jadi selain kita terus berfikir untuk dapat melakukan  perbaikan terus-menerus untuk mengurangi waste dalam proses dengan bantuan teknologi, kita juga harus menghargai manusia di dalamnya, agar ekosistem yang akan dibentuk pada Indonesia 4.0 akan balance dan sustain". Dengan menerapkan pola berfikir Lean, akan menambah value dari digitalisasi yang akan dilakukan.Â
"Digitalisasi memang dapat mendukung proses agar menjadi lebih Lean, namun proses yang telah serba digital belum tentu Lean" simpulnya.
Oleh karena itu, forum diskusi ini menginisiasikan berdirinya "Indonesia Ecosystem 4.0", suatu wadah untuk mensinergikan visi digital yang kaya akan nilai, ide, dan kontribusi namun tanpa melupakan kearifan lokal Indonesia.
Penggunaan kata "Ecosystem" pada wadah ini memberikan makna penting bahwa kolaborasi seluruh anggota ekosistem industri adalah nafas bagi suksesnya Making Indonesia 4.0.