Jakarta, 5 Oktober 2018 -- Industry 4.0 hanya selangkah lagi mengubah cara operasi industri manufaktur di dunia, termasuk di Indonesia. Dalam revolusi industri keempat ini, penerapan teknologi menjadi hal yang fundamental untuk memperkuat industri dengan smart and autonomous system yang berasal data dan machine learning.
Implementasi ini tentunya membutuhkan lompatan besar bagi industri di Indonesia yang masih padat karya. Menurut Asian Digital Transformation Index yang keluarkan oleh Telstra di tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat 11 dari 11 negara di Asia yang disurvey; sementara itu Singapura, Korea Selatan, dan Jepang adalah 3 negara dengan Digital Transformation Index tertinggi.Â
Dalam upaya mengakselerasi kemampuan digital Indonesia pada era Industry 4.0 ini, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah mengembangkan roadmap terintegrasi untuk mengimplementasikan strategi nasional dalam memasuki era Industry 4.0 yang dinamakan "Making Indonesia 4.0".
Adanya Making Indonesia 4.0 tidak hanya menjadi angin segar bagi pemain industri, namun juga memberikan semangat pada para praktisi dan inovator untuk meningkatkan perannya dan saling berkolaborasi.Â
Pada moment yang berharga ini, Veda Praxis dan Cinovasi Rekaprima menyelenggarakan sebuah forum diskusi yang diharapkan dapat melahirkan wadah bagi antusias digital dan para pelaku bisnis untuk mengembangkan ide yang dapat diimplementasikan dalam era Industry 4.0.Â
Veda Praxis dan Cinovasi Rekaprima adalah 2 perusahaan jasa profesional yang aktif dalam membantu transformasi digital dan menerapkan industrial automation solution pada klien-kliennya.
Satya Rinaldi juga menambahkan bahwa forum ini mendatangkan berbagai praktisi dan pembicara agar pengembangan Industri 4.0 di Indonesia dapat melibatkan Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media.Â
Empat praktisi turut menyampaikan pandangannya atas Industri 4.0 sesuai dengan industri dan keahlian masing-masing, yaitu Novaldy Antonio (Senior Manager IT Services RS Pondok Indah Group), Fajar Wantah (Chief Business Development Officer Cinovasi Rekaprima), Ahmad Shalahuddin (Managing Director Sasmita Wirakrama Nusantara), serta Rifki Rizal Ahmad (Lean Service Partner Veda Praxis).Â
Turut melengkapi pandangan para praktisi adalah 2 orang peneliti dan akademisi dari universitas negeri, yaitu Hamzah Ritchi (Head of Digital Innovation Study Center FEB Universitas Padjajaran) dan Augie Widyotriatmo (Chairman IEEE Indonesia for Robotics Institut Teknologi Bandung).Â
Keenam ahli tersebut memberikan insight bahwa era Industry 4.0 tidak hanya terjadi pada industri manufaktur dan implementasi dan tantangannya dapat ditinjau dari berbagai sudut.Â