Mohon tunggu...
Y. B. Inocenty Loe
Y. B. Inocenty Loe Mohon Tunggu... Guru - Instruktur Pembelajaran Kreatif, Penulis, Kandidat Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Yohanes Baptista Inocenty Loe, Saat ini menjadi kandidat Magister Teknologi Pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ia bekerja sebagai pendidik di salah satu sekolah swasta di kota Kupang, sekaligus menjadi instruktur pelatihan menulis dan pembelajaran kreatif berbasis digital di NTT. Sebagai seorang instruktur menulis, karya-karyanya telah diterbitkan di media massa cetak maupun online. Ia telah menerbitkan tiga buku yaitu Kisah Para Pelukis Wajah Bangsa, Literasi di Atas Awan dan buku terbarunya berjudul Prinsip-Prinsip Demokrasi John Rawls (Menguak Kebebasan dan Kesetaraan). Selain itu, ia juga adalah editor yang telah mengedit puluhan buku dan membantu banyak pihak untuk menerbitkan bukunya. Sebagai pelatih pembelajaran kreatif berbasis digital, ia banyak kali diundang ke berbagai kesempatan di wilayah NTT untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Kemampuannya ini telah dibuktikan dengan berbagai pencapaian dan penghargaan yang diraihnya. Pada 2021, dinobatkan sebagai penulis aktif tingkat Nasional dan guru aktif literasi tingkat nasional. Di bidang pembelajran kreatif berbasis digital, seluruh karya dan inovasinya pernah ditanyakan di TVRI Nasional pada program Inspirasi Indonesia, akhir 2022 lalu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ubiquitous Learning, Pembelajaran Kapan dan di Mana Saja

12 Februari 2024   15:46 Diperbarui: 12 Februari 2024   15:53 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Inocenty Loe

Pandemi Covid-19 menjadi semacam pintu kesadaran tentang betapa penting pemanfaatan perangkat digital dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang dulunya terbatas hanya pada ruang kelas, sekarang merambah pada ruang virtual. Tidak hanya tatap muka tetapi tatap layar. Era tatap layar dianggap sebagai perubahan yang sangat penting, sebagai pintu masuk pada proses pembelajaran kapan dan dimana saja.

Ubiguitous learning, istilah yang kedengaran sangat asing bagi kebanyakan pengajar di Indonesia. Ia sendiri merupakan satu strategi pembelajaran yang bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja. Pembelajaran model ini, tidak terbatas pada ruang kelas, atau pada jam aktivitas sekolah atau hanya dengan mendengarkan. Pembelajaran model ini melampui pembelajaran konvensional yang terikat pada ruang kelas dan terpusat pada guru.

Ubiquitous Learning menyiratkan juga proses self determined learning, yaitu pembelajaran yang ditentukan oleh keputusan dan pertimbangan peserta didik. Mereka berhak menetukan pembelajaran mana yang berguna bagi dirinya, kapan waktunya dan juga apa yang akan mereka pelajari. Ubiquitous Learning menyiratkan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran.

Apakah model pembelajaran ini dapat diterapkan di Indonesia? Tentu saja, sangat mungkin meskipun akan menimbulkan resistensi karena lembaga pendidikan dan para guru tidak terbiasa dengan pola seperti ini. Sebagai pertimbangan futuristik, strategi ini sejalan dengan arah perkembangan dan kemajuan teknologi. Bahwa untuk merakit komputer, orang tidak perlu kuliah teknik infromatika. Cukup mengakses youtube, ia sudah dapat merakit komputer. Artinya, kemajuan teknologi memungkinkan strategi ini diterapkan dalam dunia pendidikan.

Selain itu, kemajuan Learning Menagement System dan video conference menambah kepastian bahwa strategi ini akan mewarnai sistem pendidikan di Indonesia. Sekali lagi, Ubiquitous Learning menjadi pintu kesadaran baru bahwa pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun