Ketujuh, megadakan evaluasi. Implementasi yang berlangsung pada tahap uji coba tersebut harus dievaluasi. Tujuannya untuk menemukan parameter yang tepat ketika hendak mengimplementasikannya di tingkat nasional.
Kedelapan, mengadakan modifikasi. Jika pada tahap uji coba ditemukan kecenderungan bahwa tujuan tidak dapat dicapai dengan sempurnah maka diperlukan langkah-langkah modifikasi. Targetnya agar tujuan yang telah dirumuskan di awal dapat tercapai dengan sempurnah. Langkah-langkah modifikasi memuat perubahan-perubahan yang ditemukan dalam proses evaluasi. Sedapat mungkin disiasati dan diatur agar pencapaian tujuan dapat terlaksana denga baik dan tepat.
2. Penerapan Pendekataan Sistem untuk Perbaikan Pendidikan dari David J. Klaus
Pendekatan sistem ini bergerak dengan sebuah instruksi bahwa setiap elemen yang ada, harus bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama. Begitupun, setiap elemen harus menyari posisi dirinya sebagai bagian integral dan terkoneksi satu sama lain. Tugas utama setiap elemen adalah bekerja semaksimal mungkin dan menyeadari konektivitasnya dengan yang lain untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di sisi lain, untuk memanfaatkan semua kemajuan teknologi dan memastikan semua elemen bekerja untuk mendukung tujuan bersama, diperlukan satu metodologi. Metodologi ini, dimengerti sebagai pendekatan sistem yang mengintegrasikan bermacam-macam elemen yang diperlukan untuk mengimplementasikan inovasi agar tujuan itu dapat berjalan maksimal.
Selain itu, pendekatan sistem model Klaus ini sangat menekankan pada hasil bukan proses. Bahwa, perbaikan dari sistem pendidikan itu bukanlah pendidikan gratis selama 12 tahun, pendidikan melalui televisi, penyediaan gedung baru, bimbingan dan penyuluhan yang lebih baik dan sebagainya. Hal ini, bukanlah tujuan akhir dari perbaikan pendidikan. Oleh karena itu, Klaus memiliki enam langkah penerapan pendenakatan sistem, antara lain:
Pertama, perumusan masalah dan hasil. Langkah pertama dan kedua dalam pendekatan sistem adalah 1) pengenalan dan pendefinisian masalah dan 2) menentukan apakah merupakan hasil yang diharapkan dari sistem tersebut.
Ketiga, merumuskan ukuran keberhasilan. Langkah berikutnya adalah merumuskan ukuran keberhasilan bagi setiap elemen dan juga keberhasilan sebagai sistem keseluruhan. Contohnya, bagaiamana anak belajar di sekolah dan bagaimana cara mengukurnya, apakah ada keterabatasan anggaran, kapan sistem itu mulai bekerja dan sebagainya.
Keempat, merumuskan cara pemecahan masalah yang potensial. Setelah merangkan tolok ukur untuk menetukan keberhasilan, tahap selanjutnya adalah merumuskan cara pemecahan masalah yang potensial dapat menjadi solusi terbaik. Pada tahap ini, harus diperhatikan bahwa 1) harus ada kesadaran bahwa tidak satupun teknologi atau inovasi mampu mencapai tujuan. Dalam konteks ini, isi, bakat, fasilitas dan segala potensi yang ada harus dikombinasikan dalam satu sistem sehingga mudah dilaksanakan, dan 2) tidak ada satupun teknologi dan inovasi yang telah disusun dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Point ini seperti memberi rambu-rambu untuk bersikap skeptis, dengan maksud agar proses untuk berpikir dan merumuskan menjadi semakin teliti dan tepat.
Kelima, mengadakan ujicoba dan revisi. Setelah didapat solusi pemecahan masalah yang paling potensial, langkah berikutnya adalah melakukan ujicoba dan revisi. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat seberapa efektif penerapan sistem tersebut. Kendala dan kekurangan yang ada diusahakan untuk dilakukan perbaikan dan modifikasi agar tepat sasar dan berdaya guna.
Keenam, mengadakan implementasi dan perbaikan. Tahap terkahir adalah mengadakan implementasi atau penerapan sistem yang telah mengalami beberapa tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, perlu disadari bahwa ini bukanlah tahap akhir dari segala tahap. Dalam tahap ini akan dilakukan juga perbaikan. Tahap implementasi ini, selalu dalam mode siaga untuk melihat kelemahan dan keterbatasan dari sistem sehingga dibuat langkah-langkah strategis untuk perbaikan. Mengapa itu perlu dilakukan karena, harus diakui bahwa teknologi senantiasa berkembang dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Karena harus disikapi dengan pertimbangkan perbaikan terahdap sistem yang dianggap sudah mapan.
D. Aplikasi Pendekatan Sistem untuk Pengembangan Pendidikan di Indonesia
Setelah mendalami beberapa pendekatan terkait pemecahan masalah, berikut akan dibahas pendekatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K) dalam menghadapi permasalah dalam pendidikan. Perlu disadari bahwa setiap usaha dan kerja manusia selalu dipengaruhi oleh basis tujuan yang ingin dicapainya. Namun, dalam mencapai tujuan, terbentang berbagai kendala dan tantangan yang musti diselesaikan. Karena itu, diperlukan suatu model pendekatan sistem yang menjadi basis dalam melihat, mengamati dan menindaklanjuti berbagai permasalahan yang terjadi. Untuk sampai pada keputusan-keputusan penyelesaian permasalahan, BP3K menyajikan model pendekatan flow chart dan black box.