Dalam kaca mata pendekatan sistem, keputusan sang Menteri ini tidak bisa dibenarkan. Mengapa? Tentunya, karena tidak ada sebuah pendekatan yang sistemik dalam membuat keputusan.Â
Dalam mengambil keputusan, sang Menteri harusnya mempertimbangkan apakah sekolah komprehensif tersebut dibutuhkan oleh pendidikan di negaranya? Apakah dapat menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi? Apakah model komprehensif mencerminkan situasi dan kondisi pendidikan di negaranya?
Dalam konteks ini, keputusan seorang Menteri harus didasarkan pada lima hal: 1) Masalah-masalah yang dihadapi oleh negaranya, 2) Tujuan sistem pendidikan di negaranya, 3) Sumber dan kendala yang dihadapi negaranya, 4) Mempertimbangkan semua alternatif cara memenuhi kebutuhan dinegaranya sendiri dan 5) Mengadakan ujicoba terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan akhir.Â
Dengan ini, dapat disetujui bahwa keputusan untuk menetapkan kurikulum atau sistem pendidikan tidak bisa lahir rasa suka atau tidaknya tetapi selalu berdasarkan pendekatan yang sifatnya sistemik dan ilmiah.
2. Ibu (Pertimbangan Hierarkis)
Di hari ulang tahun suaminya, seorang ibu pergi ke pasar membeli telur, daging ayam, daging sapi, sayur-mayur dan buah=buahan. Ia berencana membuat kejutan bagi sang suami dan mengundang rekan terdekat.Â
Sepulangnya dari pasar, ia mulai membuat bolukukus, kue kesukaan sang suami. Dicampurnya tepung gandung, telur dan mentega. Ketika hendak memasukkan bumbu masak, ia kebingungan karena bumbu tersebut tidak ada.Â
Setelah mencari ke mana-mana ia teringat kalau tidak memasukkan bumbu masak tersebut ke dalam daftar belanjaannya. Karena kurang bumbu, ia berhenti membuat bolu kukus dan putuskan membuat spageti. tetapi setelah memasukkan daging sapi ke dalam panci, ia berhenti karena lupa membeli saus tomat. Berhadapan dengan situasi ini, ia mulai mempertimbangkan inisiatif untuk menyelenggarakan acara kejutan bagi sang suami.
Cerita di atas menunjukkan bahwa sang ibu tidak memiliki perencanaan yang baik untuk menyusun kebutuhan apa yang diperlukan untuk menyelenggarakan acara ulang tahun sang suami. Jelas sekali bahwa cerita ini menegaskan betapa pentingnya sebuah pendekatan sistem dalam kehidupan.Â
Pendekatan sistem nyata dalam usaha merumuskan apa yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara kejutan ulang tahun. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan, rumuskan tujuan yaitu masak bolukukus dan spageti.Â
Selanjutnya pertimbangkan sumber dan kendalanya; bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat masakan tersebut dan menentukan waktu yang tepat untuk pergi ke pasar dengan mempertimbangkan kapan waktu pulang dari pasar, kapan waktu memasak, kapan acara kejutan mulai. Juga dapat dipertimbangkan biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan acara tersebut.
Pendekatan sistem nampak dalam cara berpikir hierarkis, step by step namun merangkum keseluruhan yang ada.