Mohon tunggu...
Maria Ingridelsya J
Maria Ingridelsya J Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 4 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan pribadi yang suka menulis, mendengarkan musik, membaca buku, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepentingan Bisnis dan Tanggung Jawab Publik dalam Media di Indonesia

30 September 2024   11:04 Diperbarui: 30 September 2024   11:05 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, manajemen media mengatur bagaimana suatu perusahaan media, seperti media penyiaran, media digital, dan media cetak beroperasi. Konsentrasi perusahaan media di Indonesia terbagi atas dua bagian, yaitu media korporasi dan media kelompok. Kedua jenis media ini memiliki pengaruh signifikan dalam menyebarkan berita dan membentuk opini publik.  

Media korporasi adalah institusi bisnis besar yang mengelola berbagai platform media secara terpusat. Sementara itu, media kelompok atau media komunitas adalah media yang lebih kecil dan biasanya dikelola oleh kelompok atau komunitas tertentu yang fokus pada isu-isu lokal atau spesifik. Walaupun berbeda, keduanya tetap memiliki peran penting, namun dengan pendekatan dan tujuan yang berbeda dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Saat ini, industri media di Indonesia dipengaruhi oleh tiga perusahaan media besar yang berfokus pada pemusatan kepemilikan media, yaitu Media Nusantara Citra (MNC) Group, Kompas Gramedia (KG), dan Jawa Pos (Darmanto, 2020:204). Ketiga perusahaan media ini menjadi pilar korporasi media yang telah menguasai 80% kekuatan di bidang informasi (Darmanto, 2020:204). MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo, mencakup beberapa stasiun televisi, radio, portal media, dan media daring. Di antaranya, RCTI, MNCTV, Global TV, Okezone.com, Sindo Radio (Trijaya FM), dan Seputar Indonesia (Koran Sindo). Selanjutnya, Kompas Gramedia Group (KG) memiliki lebih dari 112 unit bisnis media, seperti Kompas TV, Kompas.com, Kompasiana, Harian Kompas, dan Sonora Radio Network. Selain itu, Grup Jawa Pos mengoperasikan dengan sekitar 190 perusahaan media, di mana sebagian besarnya merupakan kanal media cetak, meliputi Jawa Pos, Indo Pos, dan Rakyat Merdeka.

Perusahaan-perusahaan ini merupakan bagian dari media korporasi yang memiliki lingkup konten lebih luas, mulai dari lokal, nasional, hingga internasional. Pengembangan bisnis media yang lebih luas seperti melakukan akuisisi, merger, dan aliansi strategis. Media korporasi menguasai berbagai platform, mulai dari televisi, radio, hingga portal berita digital. Oleh karena itu, ini dapat memudahkan mereka dalam menyebarkan informasi dengan cepat dan dalam skala besar. Namun, terdapat sisi lain dari kesuksesan media korporasi ini. Walaupun mewakili lembaga jurnalistik, orientasi bisnis tetap menjadi prioritas utama. Tekanan untuk menghasilkan keuntungan sering kali mempengaruhi kebijakan redaksi, dengan media lebih fokus pada tren dan isu-isu yang sedang viral. Akibatnya, nilai-nilai jurnalistik sering kali tersisih. 

Pemilik media, yang berkepentingan dalam mencari keuntungan, cenderung memilih memberitakan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan publik, dibandingkan dengan informasi sosial yang mungkin lebih relevan namun tidak populer. Hal ini menimbulkan risiko penyampaian informasi yang bias, di mana sudut pandang tertentu lebih diutamakan daripada yang lain. Akibatnya, informasi yang diterima masyarakat telah difilter sesuai dengan kepentingan bisnis pemilik media, bukan semata-mata berdasarkan kepentingan publik.

Di tengah dominasi media korporasi besar yang mendominasi pasar informasi global, media kelompok tetap memiliki peran penting yang tak dapat diabaikan. Media kelompok berfokus pada konten-konten lokal dan memiliki spesifikasi tertentu dibandingkan dengan media korporasi. Media kelompok dikelola oleh sekelompok warga bertujuan untuk mengembangkan komunitasnya, yang membuat konten yang disajikan lebih dekat dengan kepentingan masyarakat setempat. Terdapat berbagai macam bentuk media komunitas, seperti radio, televisi, atau bisa juga media daring. Media kelompok dimiliki dan dikelola oleh masyarakat sehingga isu-isu yang disuarakan mewakili publik, mulai dari masalah lingkungan hingga isu-isu kebudayaan. Media komunitas ini menjadi ruang di mana setiap individu dapat bersuara serta membentuk opini publik yang lebih demokratis.

Baik media korporasi maupun media kelompok memerlukan strategi segmentasi audiens yang matang untuk tetap relevan dalam industri yang kompetitif. Segmentasi biasanya melibatkan demografi, psikografi, dan geografi. Segmentasi demografi merupakan pengelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan agama. Misalnya, terdapat media yang menargetkan perempuan dengan konten-konten yang relevan, seperti Parapuan dan NOVA. Di Indonesia, segmentasi geografis menjadi sangat penting karena konsumen memiliki perbedaan preferensi yang signifikan berdasarkan lokasi geografis. Adapun pembagian jam tayang pada program-program televisi dengan target audiens yang berbeda. Misalnya, pada pagi hari menargetkan anak-anak atau karyawan yang mau berangkat ke kantor dan pada siang hari untuk ibu-ibu rumah tangga.

Oleh karena itu, penentu keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan media adalah perencanaan strategis yang matang, baik media korporasi maupun media kelompok. Perusahaan media harus memastikan bahwa analisis strategis yang dilakukan sudah tepat agar mereka mampu bersaing dalam industri media yang semakin dinamis. Namun, tetap penting untuk mempertimbangkan kepentingan publik, sehingga media dapat menjadi alat informasi yang bermanfaat, bukan sekedar alat bisnis. Dengan demikian, terpenuhi keseimbangan antara kepentingan bisnis dan tanggung jawab sosial media sebagai pilar ke-4 demokrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun