Belakangan ini, tren "skena" semakin mencuri perhatian Gen Z. Skena identik dengan gaya hidup atau komunitas. Istilah "skena" biasanya digunakan oleh Gen Z ketika ada seseorang yang sangat memahami, bersemangat, dan mengkondisikan dirinya sesuai dengan tren tertentu atau seseorang yang terlibat di komunitas tertentu. Istilah "skena" juga kerap digunakan untuk menyebut siapa saja yang terlihat keren. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) skena adalah komunitas, lingkungan hidup, kegiatan atau gaya hidup tertentu.
Fenomena "skena" di kalangan Gen Z mencerminkan bagaimana Gen Z membangun identitas dan mengekspresikan diri melalui komunitas yang memiliki minat dan gaya hidup yang sama. Skena ini tidak hanya terbatas pada dunia musik, seni, atau fashion, tetapi juga mencakup berbagai subkultur digital yang berkembang di platform media sosial.
Fenomena ini mencerminkan perubahan signifikan dalam cara Gen Z membangun identitas mereka. Tren "skena" kini semakin populer, di mana komunitas dengan minat atau gaya hidup tertentu menjadi ruang bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri, memperluas relasi, hingga mengembangkan kreativitas. Dari musik indie hingga gerakan thrift fashion, skena bukan sekadar tren, melainkan juga fenomena sosial yang penuh makna.
Berikut adalah ciri-ciri skena yang membuatnya begitu khas dan menarik perhatian, terutama di kalangan Gen Z:Â
- Outfit Skena: gaya outfit skena yang lagi tren sekarang adalah kaos oversize, kaos band, baggy pants, celana cargo, jaket hoodie, totebag, gantungan kunci, kacamata vintage, perhiasan yang unik, dan sepatu dockmart atau dari brand-brand tertentu.
- Skena Thrift Fashion: Gerakan ini berkembang pesat di kalangan Gen Z. Banyak Gen Z yang membentuk grup atau komunitas thrift fashion untuk berbagi tips, mencari barang-barang terbaik, hingga menyelenggarakan acara seperti pasar pakaian bekas. Skena juga menjadi wadah ekspresi bagi mereka yang ingin menonjolkan kepribadian melalui gaya berpakaian yang unik dan menarik tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, sekaligus mendukung nilai keberlanjutan.
- Skena musik: Skena musik adalah salah satu bentuk skena yang paling dikenal, di mana orang-orang berkumpul berdasarkan genre musik yang mereka sukai. seperti musik indie, punk, metal, atau hip-hop yang memiliki penggemar fanatik dengan gaya Outfit dan musik yang khas.
- Skena olahraga: olahraga seperti skateboard, sepeda BMX, atau panjat tebing memiliki komunitas yang solid dengan gaya hidup yang aktif dan penuh adrenalin.
- Skena seni: Dalam dunia seni, istilah ini juga sering digunakan untuk menggambarkan komunitas seniman yang memiliki gaya atau aliran yang sama. Skena seni seperti street art, graffiti , ilustrasi, desain grafis, dan fotografi. Mereka menggunakan kreativitas mereka untuk menggambarkan pandangan mereka terhadp isu-isu dunia, sosial ataupun politik.
Keberadaan skena memberikan ruang aman bagi individu untuk berkreasi dan menemukan kebersamaan, namun di sisi lain, terkadang menimbulkan eksklusivitas yang dapat membedakan kelompok berdasarkan preferensi tertentu. Fenomena ini menjadi cerminan dinamika sosial Gen Z di tengah globalisasi, dengan perpaduan antara pengaruh budaya lokal dan internasional yang semakin kompleks.
Â
Mengapa Gen Z Terpikat oleh Skena?
- Bentuk Kebebasan berekspresi
Skena memungkinkan Gen Z menunjukkan identitas diri mereka tanpa tekanan untuk mematuhi standar sosial tertentu. Skena juga menjadi wadah bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri dan kreativitas mereka.
- Menciptakan Kebersamaan dan Dukungan Sosial
Dalam skena, mereka menemukan komunitas yang menghargai minat, ide, dan nilai yang serupa. Mereka saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain.
- Peluang untuk Berkarya dan Berbisnis
Banyak skena di Indonesia menjadi platform bagi Gen Z untuk menciptakan karya seni, musik, atau fashion baru yang sesuai dengan tren sekarang. Kebanyakan dari mereka membuka bisnis trift fashion dan cafe-cafe yang estetik.
Dampak Positif dan Negatif Skena:
Dampak Positif:
- Meningkatkan kreativitas dan inovasi
- Memperluas jaringan Sosial
- Wadah untuk menciptakan komunitas yang solid
- Meningkatkan kepercayaan diri
- Membuka peluang bisnis kreatif, seperti thrift shop, event konser, dan event komunitas.
Dampak Negatif:
- Ketergantungan dan kecanduan tren pada media sosial
- Hedon atau menghambur-hamburkan uang
- Penyalahgunaan narkoba atau alkohol
- Konflik dan persaingan antar kelompok
- Stereotip Negatif, Skena tertentu sering dianggap sebagai tren sesaat atau aktivitas yang kurang serius.
- Beberapa aktivitas tertentu, seperti konser, event atau acara, dapat berdampak negatif pada lingkungan (misalnya, sampah yang dibuang sembarangan dan tidak dikelola).
Kesimpulan:
Skena merupakan cerminan kreativitas, identitas, dan solidaritas Gen Z di tengah perkembangan zaman. Dengan mendukung keberagaman skena, kita membuka jalan bagi Gen Z untuk terus berkarya dan membawa perubahan positif bagi budaya Indonesia.
Skena bukan hanya tren, tetapi juga cerminan dari kebutuhan Gen Z untuk mengekspresikan diri, berkarya, dan mencari makna hidup. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya ruang untuk kebebasan berekspresi di tengah perubahan sosial yang dinamis.
Mari kita bersama-sama mendukung keberagaman skena yang berarti membuka jalan bagi Gen Z untuk terus tumbuh dan berinovasi. Dari ruang kecil di gig musik hingga gerakan besar yang menyuarakan perubahan, skena adalah bukti bahwa kreativitas dan solidaritas adalah kekuatan utama Gen Z di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H