Di kota-kota itu berbaris gedung menjulang
Terendus aroma busuk dari kedalaman beton-beton
Hiruk pikuk anak adam mengerenyitkan dahi
Mereka seolah memikul batu di pundaknya
Setiap lengking tawa terdengar parau
Konon tanah ini gemah ripah
Tongkat, kayu dan batu loh jinawi
Di desa-desa muda mudi hilang adab
Tetua semakin gila hormat
Seolah sirna roda iman
Petuah dan wejangan tak lagi makbul
Tiadakah ruang bebas desas desus
Yang lepas dari cericau modernÂ
Aku rindu mencangkangi meja warung
Bersekat papan catur yang masih bidang
Bumi ini terasa begitu sesak
Mereka yang berkuda jembrana
Lantas kita yang bergelayut di kaki domba
Aku sedang mencari teman
Yang sedia bersilang kaki
Yang tak saling menantang mata
Tiada lirik duga sangka
Ubi ini lebih nikmat
Persetan dengan episode kontestasi
Tak menarik paras poros kawan dan lawanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H