Waktu menunjukan tepat jam 12.30, bel pulang sekolah pun berbunyi. Anak-anak mulai berhamburan keluar dari kelas. Tak sabar ingin melihat si "Dia" yang sebentar lagi berlatih basket. Kemy dan Icha selalu setia menemaniku untuk melihat si "Dia" berlatih. Tiap hari Kamis jam 12.30 itu adalah jadwalnya berlatih basket. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, mengkhayal tinggi kelak bola basketnya terlempar ke arahku lalu aku dan dia bersama-sama mengambil bola layaknya cerita seperti di film-film.Aaaarrhhggg apalah daya, tiap kali berkhayal tak kunjung jua terwujud.
"Si Putih mana Jes??kok belom keluar juga ya?" tanya Kemy.
aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil. Namanya Sammy, kulitnya putih, matanya sipit, postur tubuhnya tinggi, cowok super cuek banget sama yang namanya penampilan dan itu yang membuat aku menyukainya. Berbeda jauh denganku yang berkulit hitam gelap dan postur tubuh hanya 155cm. Teman-temanku sering membandingkan aku dengan Sam dengan sebutan "Kopi-Susu" karena Sam putih dan aku hitam.
Oh my God... Dia baru saja melewatiku, pengen banget manggil tapi bibir ini tak kuasa memanggil namanya.
Mulai deh salah tingkah, begini nih kalau lagi dilanda cinta bingung harus ngapain ditambah jantung yang dag-dig-dug.Lebay abis padahal Dia hanya lewat doang tapi paniknya seperti cacing kepanasan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, berharap kapan bolanya menggelinding ke arahku dan adegan film yang ku harapkan itu berubah menjadi nyata.Waktu semakin tak terasa sampai akhirnya Sam selesai berlatih basket. Sam mulai sibuk membereskan perlengkapannya dan berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Adegan film yang kutunggu-tunggu masih saja pupus sampai sekarang. Walau masih pupus, melihat Dia berlatih saja aku sudah senang. Ok, saatnya aku dan teman-teman bergegas pulang.
Saat aku berjalan melewati lapangan basket, rasanya ada sesuatu yang aku kenal. Kudekati sesuatu itu yang berwana cokelat yang tergeletak dilapangan. Oh my God, ini jaketnya Sam. Segera kuambil jaketnya dan begegas berlari menuju tempat parkir sekolah. Semoja saja dia masih ada disana, ya kuharap begitu. Kemy dan Icha tak kuhiraukan, mereka mungkin bingung melihatku berlari-lari. Tujuanku sekarang adalah Sam dan ini adalah peluang besar untukku agar Dia bisa mengenalku.
Huuuuuuvvvttt, sampai juga ditempat parkir. Kulayangkan pandanganku untuk mencari Sam dan....itu Dia. Syukurlah ternyata belum pergi tapi kini jantungku berdebar kencang, bibirku gemetar. Kuberanikan diri untuk memanggilnya.
"Heii!!!" teriakku
Sam menoleh, karena memang hanya Dia yang ada disitu.
"Iya Kamu. Ini punya siapa??Tadi main basket kan??Pas aku pulang aku liat ini dilapangan" ujarku berbohong seolah-olah tak mengenalnya.