Mohon tunggu...
Inggrid Anastasia
Inggrid Anastasia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korupsi dari Sudut Pandang Etika

11 Januari 2023   01:07 Diperbarui: 11 Januari 2023   01:08 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi telah menjadi masalah utama di negara-negara berkembang dalam hal politik dan ekonomi, sehingga menjadi masalah besar di negara-negara dengan perkembangan ekonomi yang pesat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) dan Kamus Hukum (2002) mendefinisikan korupsi sebagai penyalahgunaan dana/harta milik pemerintah atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau untuk kepentingan orang lain. Sedangkan UU No. 20 Tahun 2001, korupsi adalah perbuatan melawan hukum yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri/orang lain (individu atau badan usaha), yang dapat merugikan perekonomian negara. Meski korupsi bisa bermacam-macam bentuknya, belum tentu suap. Bisa jadi waktu, informasi, sistem atau apa pun yang tidak baik.

Beberapa pemimpin dan pejabat politik mengabaikan kebutuhan dan pentingnya moralitas publik dan lebih menikmati korupsi. Padahal pentingnya masalah dan risiko korupsi sangat besar.

Korupsi umumnya merupakan “penyakit menular” yang dapat melemahkan institusi negara, standar demokrasi, nilai etika dan standar moral, keadilan dan membahayakan pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan manusia dan hukum. 

Korupsi dapat di ibaratkan sebagai virus yang membuat orang “rentan” semakin lemah. "Kerentanan" orang-orang terletak pada kenyataan bahwa mereka tidak memiliki nilai-nilai yang kuat, standar moral dan etika yang terus diterapkan. Beberapa hal yang mendorong orang untuk melakukan korupsi biasanya adalah

1. Lingkungan Sosial

2. Tuntutan hidup

3. Gaya Hidup

4. Serakah

5. Kemiskinan ekstrim dan kesempatan.

6. Kurangnya pengendalian diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun