Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi Vs Prokes

9 Juli 2021   22:11 Diperbarui: 9 Juli 2021   22:31 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebarnya wabah Virus Corona atau yang lebih dikenal Covid-19, sudah bukan lagi hal yang tabu. Bagi masyarakat Indonesia khususnya, masalah ini sudah menjadi masalah nasional dan penanganannya pun langsung dari pusat hingga ke Desa-Desa.

Berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah pun sudah mulai dirasakan oleh masyarakat. Usaha itu sendiri tidak jarang menuai banyak protes dari berbagai kalangan. Terutama soal vaksinasi Covid-19. Ada yang menganggap ini merupakan satu permainan politik, hingga kepada dunia medis yang mengatakan bahwa vaksinasi ini tidak higienis atau halal atau sebutan lain yang beredar.

Usaha pemerintah untuk terus melakukan vaksinasi hingga saat ini terus berjalan. Berbagai tim dikerahkan, terutama tenaga medis hingga TNI dan Polri yang terus mengawal. Bahkan pihak terkait, tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama untuk membantu mensosialisasikan dan menyakinkan untuk dapat mendukung suksesnya vaksinasi secara nasional.

Tidak hanya sampai di situ. Pemerintah juga mewajibkan seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinasi. Salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam menyukseskan vaksinasi secara nasional adalah dengan mewajibkan setiap orang yang melakukan pengurusan di instasi pemerintah dan yang terkait adalah dengan memberi syarat utama yang adalah harus ada kartu vaksinasi.

Kartu Vaksinasi [Dok. Pribadi]
Kartu Vaksinasi [Dok. Pribadi]

Penulis sendiri sangatlah berterimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia dan seluruh pihak terkait bahwa telah memfasilitasi hingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan vaksinasi tahap kedua hari ini: Jumat, 09 Juli 2021. Vaksinasi tahap pertama telah diterima pada hari Jumat, 11 Juni 2021 yang lalu.

Setelah menjalani kedua tahap ini, penulis ingin membagikan pengalaman:

  • Vaksinasi ini tidak memungut biaya. Ada beberapa informasi mengatakan bahwa biaya vaksinasi ini sangatlah mahal. Namun, hingga akhir penulis menyelesaikan proses tahap kedua ini, sepeser uang pun belum diminta.
  • Vaksinasi ini didahului dengan pemeriksaan dokter. Ada banyak masyarakat yang berpendapat bahwa vaksinasi Covid-19 bertentangan dengan tubuh dan kesehatan. Pemikiran seperti ini sah-sah saja dan tentu dengan beberapa alasan yang mendukung. Namun, sebelum menerima vaksinasi, calon peserta vaksinasi akan melewati wawancara serta pemeriksaan dokter. Saat itu dokter akan mencoba menanyai gejala alergi, penyakit bawaan dan lain sebagainya. Di sini penulis yakin bahwa dokter tidak akan menyarankan untuk divaksinasi jika ada indikasi yang fatal. Ceritanya bisa saja berlainan jika informasi yang diberikan oleh calon vaksinasi tidaklah benar.
  • Vaksinasi ini membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Setelah menerima vaksinasi tahap pertama hari itu, perasaan yang dirasakan penulis adalah rasa kantuk yang tinggi. Keadaan semacam ini adalah hal yang biasa setelah mendapatkan vaksin. Vaksin akan menjalar ke seluruh tubuh dan saat itu membuat badan lemas dan kantuk, tegaspara tenaga medis saat melakukan vaksinasi. Hal ini semakin ditegaskan oleh tenaga medis dengan menghimbau para calon vaksinasi untuk tidak membawa kendaraan untuk jarak jauh. Tetapi untuk hari selanjutnya, badan terasa fit dan tidak ada tanda-tanda terjadinya hal yang tidak diinginkan. Hal senada masih terjadi pada vaksin tahap kedua. Hanya saja, perasaan yang bertambah saat vaksin tahap kedua adalah lengan bekas suntikan yang masih terasa kebas atau nyut-nyut hingga saat tulisan ini dibuat.

Ketiga pengalaman diatas adalah pengalaman yang sungguh dialami penulis setelah menjalani vaksinasi. Pengalaman ini penulis bagikan untuk mencoba mengklarifikasi isu miring yang beredar, sekaligus ajakan dan peneguhan untuk para saudara yang masih belum menjalani vaksianasi.

Setelah menjalani vaksinasi, pertanyaan yang sering dimunculkan adalah: "Apakah Vaksinasi ini menjamin tidak lagi terinfeksi Covid-19?" Berpengalaman setelah menjalani vaksinasi dan dari arahan para tenaga medis, penulis memberanikan diri mengatakan, vaksinasi ini tidak menjamin untuk tidak terinfeksi Covid-19 lagi!

Jika tidak menjamin untuk tidak terinfeksi Covid-19, tentu akan muncul pertanyaan: Mengapa akhirnya kita harus tetap menerima vaksinasi? Jawabannya tidak lain bahwa vaksinasi adalah sesuatu yang membantu meningkatkan imunitas dan daya tahan dari serangan Covid-19.

Langkah yang paling ampuh untuk tidak terinfeksi serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan mematuhi protokoler kesehatan. Hal ini sebagaimana diatur bahwa semua harus tetap mengenakan masker penutup mulut dan hidung; sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau sejenisnya dan dengan air mengalir; tetap menjaga jarak dengan orang lain terutama yang baru saja tiba dari luar daerah; dan menghindari kerumunan orang banyak.

Pada akhirnya, penulis bisa dengan yakin menyimpulkan bahwa vaksinasi tidak akan berhasil jika kesadaran kita juga akan mengikuti Protokoler Kesehatan tidak berimbang. Maka sekali lagi penulis menghimbau untuk mari sesegera mungkin menjalani vaksinasi Covid-19 dan tetap mematuhi protokoler kesehata.

Ya'ahowu!

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun