Lebih satu tahun yang lalu, saya berbahagia menyambut kelahiran anak pertama dalam keluarga kecilku. Namun siapa sangka, lahir normal tidak bisa terlaksana karena satu dan lain hal. Jalur yang harus ditempuh hanyalah operasi caesar. Cerita kelahiran ini dapat dilihat di tulisan sebelumnya, dengan judul "Anak Yang Diberi Nama Lusianus Ariel Sihura".
Menghadapi operasi caesar, saya menghela nafas dan mulai mengerti bahwa itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Walaupun demikian, biaya tidak menjadi alasan untuk menunda operasi kelahiran anak pertama kami. Dokter yang menangani operasi tersebut juga turut meyakinkan saya bahwa biaya bisa menyusul.
Namun siapa sangka, ketika bagian administrasi rumah sakit menanyai pekerjaan istri saya, ia mengatakan: "Bapak tidak perlu ragu. Istri bapak yang adalah CPNS, itu sudah memiliki kartu BPJS dan biaya operasi itu nantinya akan diklaim melalui BPJS". Mendengar perkataan bagian administrasi ini, saya menjadi lega dan menjadi lebih tenang lagi menunggu proses operasi caesar.
Selain tertolong dengan biaya operasi, tempat perawatan pun menjadi keuntungan lebih lanjut. Istri saya yang adalah golongan III, ternyata diberi alokasi ruangan kamar perawatan kelas I. Dalam ruangan perawatan kelas I, itu hanya ditempati oleh dua orang pasien saja. Dengan kondisi seperti ini, saya menjadi lebih fokus dalam proses pemulihan dan istri juga memiliki waktu luang istrahat yang cukup.
Ulasan ini merupakan pengalaman serta keuntungan saya menggunakan Kartu BPJS. Dengan Program Kartu BPJS ini, semua masyarakat sangat terbantu dalam proses perawatan yang mumpuni. Pada akhirnya, mari menggunakan kartu BPJS, karena ini adalah gotong-royong kita bersama dalam hal kesehatan yang tidak lain dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Ya'ahowu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H