Lipatan kaki baju yang berongga biasanya menjadi sasaran mereka untuk menyimpan. Selain itu, uang, barang berharga, dan atau jimat tersebut pasti akan mereka bawa ketika bepergian dan orang yang berniat tidak baik tidak akan mencurigainya.
Pakaian tersebut dicuci tanpa menggunakan deterjen.
Pakaian yang sering dicuci dengan menggunakan deterjen, lama kelamaan akan menjadi pudar. Selain pudar, pakaian yang selalu dicuci dengan menggunakan deterjen itu mudah lapuk dan cepat koyak. Hal ini sudah mereka ketahui dan akhirnya mereka tidak menggunakan deterjen.Â
Jika mereka mencuci pakaian, cukup dikucak sedikit di air mengalir dan diutamakan di bagian yang kotornya saja. Jika kotornya agak melekat, maka yang akan digunakan adalah sabun batangan dan itu pun hanya seperlunya saja.
Pakaian tersebut dicuci tanpa dibrus.
Tidak seperti kebiasaan saat ini, brus menjadi pilihan pertama untuk menganggkat kotoran yang melekat di pakaian. Namun untuk orang zaman dahulu, brus tidak digunakan.Â
Brus akan dengan mudah mengikis serat kain, yang lama kelamaan bisa membuat pakaian menjadi tipis dan cepat sobek. Sebagai pengganti brus, baju yang kotor akan dikucek dengan bagus diatas batu atau papan yang telah disiapkan.
Pakaian yang dicuci tidak diperas kuat.
Jika saat ini mesin cuci menjadi andalan ibu rumah tangga, mereka dulu tidak demikian. Menggunakan mesin cuci, apa lagi dengan mode waktu yang cukup lama, membuat serat pakaian cepat rusak.
 Hal ini terjadi karena di mesin cuci, pakaian akan terus diputar hingga berkali-kali. Dengan perputaran yang begitu lama, serat pakaian akan menjadi molor dan yang molor atau pakaian tipis bisa rusak.