Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Toleransi dengan Semangat Fa'atalifusota

12 Mei 2021   22:53 Diperbarui: 12 Mei 2021   22:59 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MERAJUT TOLERANSI DENGAN SEMANGAT FA'ATALIFUSOTA

Saat duduk santai sambil membuka media sosial, saya melihat postingan seorang teman yakni gambar di atas. Gambar ini secara sepintas dapat dilihat bahwa ada seorang Muslimin (mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan) yang sedang berdoa dan di bawah foto tersebut tertulis: 1 Syawal 1442 Hijriah Saudaraku Umat Muslim Selamat Merayakan Idul Fitri Maaf Lahir & Batin. Selanjutnya disebelah foto seorang Muslimin tersebut, terlihat gambar seorang Biarawati Fransiskan yang juga sedang berdoa dan dibawah foto tersebut tertulis: 13 Mei 2021 Masehi Saudaraku Umat Kristiani Selamat Memperingati Kenaikan Isa Almasih Damai Sejahtera.

Kesan pertama melihat gambar ini terasa biasa saja, dan saya kemudian melewatinya. Namun setelah melewatinya dan sejenak berpikir, akhirnya terlintas di pikiran dengan sedikit bertanya; Kok bisa sama atau berdekatan sekali ya tanggal perayaannya? Apakah ini memang direncanakan? Pikiran ini akhirnya membawa jari saya untuk kembali lagi dan melihat dengan seksama foto diatas.

Setelah mengamati dengan serius, gambar ini ternyata memiliki sejuta makna yang tidak bisa diuraikan. Walaupun demikian, saya mencoba menarik makna kecil sebagai bagian dari cara untuk merajut toleransi bersama. Pertama sekali, perayaan ini merupakan ujian iman. Perayaan Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih yang memiliki waktu yang bersamaan atau berdekatan, menguji setiap insan sejauh mana iman ini dirayakan dengan penuh kedamaian. Di tengah teror di rumah-rumah ibadat yang semakin merambat, membuat suasana hati untuk merayakan ibadat masing-masing pun sungguh sangat berhati-hati. Di sini rasa keberimanan kita diuji dan bahwa sanya penyerahan diri seutuhnya kepada penyelenggaraan Tuhan.

Kedua, perayaan ini juga merupakan ujian persaudaraan. Tidak hanya menyangkut iman saja, rasa persaudaraan juga diuji dalam perayaan kali ini. Belum lagi penyebaran covid-19 yang masih di angka masih tinggi, membuat pemerintah mengambil langkah untuk melarang untuk tidak mudik. Larangan ini membuat khususnya para saudara kita yang Muslim tidak dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar. Namun, disaat seperti inilah ujian persaudaraan muncul. Bagaimana seorang kita yang hidup berdampingan ini menjadi saudara untuk satu sama lain. Kehadiran kita disekeliling para saudara kita membuat mereka merasakan bahwa mereka sedang berada dalam keluarganya sendiri.

Ketiga, perayaan yang bersamaan ini merupakan salah satu bentuk rajutan akan toleransi antar umat beragama. Selain kedua hal yang telah dijelaskan diatas, saling mendoakan dan saling mengunjungi serta saling meneguhkan merupakan hal yang ingin diaplikasikan saat ini. Disaat seperti inilah harapan akan Bhineka Tunggal Ika (Walau Berbeda-Beda Namun Tetap Satu) dapat terwujud tanpa menaruh kecurigaan satu sama lain.

Nias yang merupakan pulau terkecil dan terluar ini memiliki satu sembonyan untuk dapat merajut ketiga hal yang telah dijabarkan diatas. Semboyan itu adalah "FA'ATALIFUSOTA" atau bisa disebut dalam Bahasa Indonesia "PERSAUDARAAN'. Fa'atalifusota sendiri berasal dari kata dasar talifuso. Talifuso memiliki dua arti. Pertama talifuso dapat diartikan sebagai tali pusat dan bisa juga diartikan sebagai saudara. Kedua arti ini memiliki rujukan yang sama, dimana orang tersebut memiliki ikatan yang berasal dari satu rahim. Dari pengertian inilah, setiap orang senantiasa diperlakukan sebagai saudara sendiri tanpa adanya perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

Pada akhirnya dengan semangat dan rasa Fa'atalifusota, saya dan keluarga mengucapkan Selamat Merayakan Idul Fitri kepada Saudara-Saudariku Umat Muslim, dan sembari mengatakan Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga fa'atalifusota diantara kita semakin diper-erat sehingga tidak mudah dihancurkan oleh isu dan orang yang kurang bertanggungjawab. Juga kami mengucapkan selamat Merayakan Kenaikan Isa Almasih bagi semua saudara-saudariku umat Kristiani. Semoga damai Kristus yang telah Ia tinggalkan kepada kita di dunia ini dapat kita wartakan lewat perkataan, perbuaran dan tindak tanduk kita dalam merajut toleransi antar umat beragama. Ya'ahowu! Salam Sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun