Mohon tunggu...
Info Sastra
Info Sastra Mohon Tunggu... -

Info Sastra adalah sebuah forum berbagi berbagai informasi/pengetahuan/pengalaman tentang sastra | www.infosastra.com | Twitter: @infosastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi Gempa Aceh dan Simpati Sastrawan

14 Desember 2016   18:47 Diperbarui: 14 Desember 2016   19:12 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seniman, termasuk sastrawan, memang tidak pernah lepas dari masyarakat. Maka itu, luka masyarakat adalah sekaligus luka sastrawan. Kami kira itulah yang mendasari langkah sastrawan untuk segera melakukan sesuatu ketika ada peristiwa terjadi, terutama peristiwa bencana. Ketika tsunami Aceh, Gempa Yogya, hingga gempa Aceh pekan lalu, mendorong sastrawan meresonnya dengan cara mereka sendiri. Salah satunya yang digagas Willy Ana, penyair muda asal Bengkulu, yang berdomisili di Depok. Ia menggerakan para penyair Indonesia untuk mengumpulkan puisi untuk diterbitkan secara gotongroyong. 

Tentu tak hanya bisa berpuisi. Sejumlah sastrawan yang tergabung dalam Grup WA Ruang Sastra juga melakukan kerja nyata dengan menyumbang semampunya untuk korban gempa Aceh itu. Sumbangan itu disampaikan lewat penyair Mustafa Ismail, yang memang asal Aceh. Bukan karena rumah Mustafa Ismail di Trienggadeng, Pidie Jaya, ikut rusak karena gempa. Tapi karena Mustafa dipercaya bisa mengamban amanah mereka untuk meyampaikan tanda simpati itu kepada korban gempa. Mustafa pun, seperti termaktup dalam rilis berikut ini, telah menyalurkan sebagian dana itu kepada pengungsi gempa. 

Untuk lebih meluaskan informasi tentang puisi gempa itu, berikut kami posting rilisnya. Anda punya puisi gempa Aceh? Mari kirimkan.

SASTRAWAN KUMPULKAN PUISI GEMPA ACEH

JAKARTA - Sastrawan Indonesia menggagas untuk mengumpulkan puisi-puisi dari penyair dan penulis tentang gempa Aceh. Puisi-puisi itu akan dibukukan secara gotongroyong dan diluncurkan Februari 2016 di Jakarta dan Aceh. “Ini bentuk simpati dan tanda cinta Indonesia terhadap Saudara-saudara kita di Aceh,” kata Willy Ana, penyair asal Bengkulu, yang menggagas dan mengkordinatori pengumpulan puisi-puisi itu.

Menurut Willy, siapa pun dipersilakan untuk mengirim puisi. Buku ini tanpa kurasi yang ketat. “Tugas kami hanya menyusun dan mengemas puisi-puisi itu menjadi buku,” ujar Willy yang belum lama ini menerbitkan buku puisi terbaru berjudul Tabot. Alasannya, siapa pun bisa menyampaikan tanda simpati dan cinta terhadap korban gempa Aceh. “Luka Aceh adalah luka kita semua.”

Willy menambahkan puisi-puisi itu beserta biodata singkat dapat dikirimkan ke email: puisiwilly@gmail.com. Puisi ditunggu hingga akhir Desember 2016. “Penerbitan secara gotongroyong ini caranya para penulis nanti diharapkan membeli buku itu minimal satu,” tutur Willy. Harga buku belum ditentukan karena masih melihat jumlah puisi yang masuk yang tentu saja mempengaruhi ketebalan buku. Keuntungan dari penjualan buku, setelah dikurangi biaya produksi dan biaya-biaya lain yang timbul, akan didekasikan untuk kegiatan yang berkaitan peristiwa gempa tersebut.

Penyair asal Aceh, Mustafa Ismail, memberi apresiasi tinggi kepada semua pihak yang turut merasakan luka Aceh. “Apa yang dilakukan teman-teman sastrawan begitu mengharukan,” ujar Mustafa yang rumahnya di Trienggadeng juga ikut rusak diterjang gempa.

Mustafa menambahkan, perhatian teman-teman sastra juga diperlihatkan dengan pengumpulan donasi secara spontan oleh para sastrawan yang berada di Grup WA Ruang Sastra. “Sebagian dari donasi itu sudah saya salurkan kepada wakil pengungsi gempa di Aceh.”

Penyair Fikar W Eda pun berterima kasih terhadap respon dan simpati para sastrawan Indonesia terhadap peristiwa di Aceh. “Dulu ketika tsunami, sastrawan juga mengumpulkan puisi dan diterbitkan dalam judul Maha Duka Aceh. Semua dilakukan secara spontan dan tulus,” ujar Fikar yang menjadi penyusun buku puisi Maha Duka Aceh itu. (RILIS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun