Banyak buku digital (e-book) yang beredar di sekitar kita. Ada yang legal, berbayar, ada juga yang ilegal, tinggal unduh gratis. Semua e-book, pada dasarnya adalah (sejenis) buku cetakan yang ditransfer menjadi buku elektronik. Kepopuleran e-book menggugah Pemerintah untuk menyusun buku sekolah "murah". Siapapun bisa mengunduh buku legal itu untuk anaknya atau murid-muridnya. Tetapi, ternyata buku-buku itu menjadi sangat mahal. Ya, terutama karena buku-buku tadi (buku sekolah elektronik, BSE) harus diunduh menggunakan jalur unduhan yang gegas dan lama. Buku-buku tersebut salah desain. Semua desain buku lebih cocok untuk buku cetak yang luks dan kaya warna. Jika jenis buku seperti itu harus diunduh dalam jalur internet yang byar-pet? Ha7, hitunglah berapa banyak pulsa yang harus habis untuk mengunduhnya. Buku tersebut menjadi sangat mahal dibanding buku cetakan!
Saya mencoba jalan lain untuk memanfaatkan e-book. Saya kelola e-book dalam format sederhana, tanpa hiasan embel-embel yang memberatkan unduhan. Ya, yang esensinya saja. Saya cobakan e-book yang formatnya bisa dibaca dalam telesel (telefon seluler, harusnya seperti itu singkatannya, kata guru Bahasa Indonesia; bukan ponsel). Mata kuliah teori saya jadikan e-book dengan format telesel. Saya sebarkan kepada mahasiswa sebagai bahan bacaa wajib. Alhamdulillah, dengan e-book seperti itu, mahasiswa bisa belajar sambil tiduran, sambil ngobrol, bahkan sambil (ma'af) ee di "kamar permenungan". Ha7.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H