Mohon tunggu...
Informasinusantara
Informasinusantara Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyajikan Beragam Informasi Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Ingin Kurangi Penggunaan Batu Bara di 2040, Pengamat: Sangat Realistis

6 Desember 2024   13:23 Diperbarui: 6 Desember 2024   14:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Prabowo Subianto ingin mengurangi penggunaan batu bara di tahun 2040. Pengamat Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, hal itu cukup realistis dalam menghadapi tantangan transisi energi dunia.

"Ini merupakan upaya yang positif. Karena Indonesia memang akan menghadapi tantangan besar dalam melakukan transisi energi, karena dua pertiga listrik masih bergantung pada batu bara," kata Fahmi, Kamis (5/12).

Untuk itu, menurut Khairul Fahmi langkah yang diambil Presiden Prabowo untuk mengurangi ketergantungan ini merupakan hal yang sangat penting dan realistis untuk masa depan.

Akan tetapi langkah yang akan dijalankan Presiden Prabowo tidak mungkin menjanjikan perubahan drastis dalam waktu singkat. Namun, visi jangka panjang yang diusungnya sangat relevan dengan tantangan global.

"Kritkit yang mengatakan hal ini sulit dicapai seharusnya dilihat sebagai tantangan besar dalam konteks global Maslaah perubahan iklim, bukan sebagai kelemahan,," jelas Fahmi.

Yang pasti, lanjut Fahmi, Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Tetapi pernyataan Presiden Prabowo soal pengurangan penggunaan batu bara pada tahun 2040 merupakan langkah yang realistis dalam menghadapi tantangan transisi energi.

Terlebih, Presiden Prabowo juga mengakui bahwa transisi ini membutuhkan waktu dan perencanaan cukup panjang dan matang agar Indonesia dapat menjaga keberlanjutan energi tanpa merugikan sektor penting lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun