Mohon tunggu...
info publicity
info publicity Mohon Tunggu... -

memberikan info mengenai hal-hal menarik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

BI Terus Intervensi Pasar Valas

22 Mei 2012   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="155" caption="Bank Indonesia (BI)"][/caption] Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan intensitas intervensi ke pasar valas untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu buruk. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (16/5/2012) pekan lalu melemah ke posisi Rp9.280 perdolar AS atau berada diposisi terendah pada tahun ini. “Kita intervensi valas lebih tinggi sejak Maret lalu, tetapi dengan krisis ekonomi Eropa yang memburuk kita lebih intensif di pasar agar rupiah tidak terlalu memburuk dan tidak menimbulkan kepanikan,” ungkap Direktur Eksekutif Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo ia mengungkapkan,sejak Maret lalu nilai tukar rupiah dan mata uang asing lainnya mengalami pelemahan akibat krisis ekonomi di Eropa yang belum jelas penyelesaiannya, ditambah kabar rencana Yunani yang akan keluar dari Zona Eropa. “Perkembangan kondisi di Eropa membuat semua panik dan kembali memegang dolar AS,ini terlihat di sektor keuangan,obligasi dan saham termasuk harga emas juga rontok,”ucapnya. Menurut Perry, demi mencegah rupiah terus memburuk, BI memang harus masuk ke pasar valas mengingat nilai transaksi valas di Indonesia per hari masih sangat sedikit yaitu sekitar USD2 miliar, sehingga dengan masuknya BI bisa menenangkan pasar. Meski begitu,sejauh ini dampak pelemahan rupiah terhadap laju inflasi belum terlalu signifikan dan diperkirakan inflasi akan berada di posisi 4,6 persen jika Pemerintah tidak jadi menaikkan harga BBM. Perry mengharapkan, pertemuan negara-negara G-8 dalam waktu dekat bisa memberikan sentimen positif terhadap kondisi perekonomian global sehingga tekanan terhadap rupiah semakin kecil. Dia mengungkapkan, BI telah menyiapkan berbagai langkah untuk merespons perubahan kondisi ekonomi. Contoh kebijakan yang dikeluarkan BI untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menaikkan suku bunga instrumen moneter seperti untuk term deposit,SBI dan repo SBN pada pekan lalu ( Financeroll )

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun