Mohon tunggu...
Info Muratara
Info Muratara Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif dan Edukatif
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jurnalis di Musi Rawas Utara

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Dinkes Muratara Siaga Tangani Dampak Banjir Bandang, Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Turun Membantu

21 April 2024   19:44 Diperbarui: 21 April 2024   20:01 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI melayani pengobatan warga terdampak banjir di Muratara, Sabtu (20/4/2024)/dokpri

INFO MURATARA - Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sangat berterima kasih kepada Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Rasa terima kasih itu atas bantuan Pusat Krisis Kesehatan yang turut menangani dampak kesehatan pasca banjir bandang yang melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Karang Jaya pada 16 April 2024 lalu.

"Kita sangat terbantukan dengan adanya bantuan dari Pusat Krisis Kesehatan ini, mewakili Pemerintah Kabupaten Muratara sangat-sangat berterima kasih akan hal itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara, Tasman Majid, SST, MS.i, Minggu (21/4/2024).

Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara foto bersama tim dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Minggu (21/4/2024)/dokpri
Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara foto bersama tim dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Minggu (21/4/2024)/dokpri

Pihaknya sudah mendirikan posko-posko pelayanan kesehatan di desa-desa yang terdampak banjir. 

Selain membantu pengobatan juga mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan mengingat risiko penularan penyakit menjadi lebih tinggi pasca banjir ini.

"Petugas kami sudah dari hari pertama turun memberikan pelayanan kesehatan, mereka siaga terus agar bisa cepat merespon berbagai kondisi di lapangan, dan sampai hari ini pasca banjir petugas kami masih di lokasi, dan alhamdulillah berjalan maksimal," katanya.

Sebagaimana diketahui, Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes menurunkan Satgas ke lokasi bencana banjir untuk melakukan pendampingan pada Dinas Kesehatan setempat dalam pengelolaan darurat krisis kesehatan. 

Satgas Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akibat bencana banjir.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, C.F.A, melalui Satgas yang diturunkan ke lapangan, Budiman, SKM, M.Kes, mengatakan Kemenkes RI ikut andil membantu pelayanan kesehatan pasca banjir. 

"Kami berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat membantu memberikan pelayanan kesehatan, mendirikan posko pelayanan kesehatan di wilayah yang terdampak maupun secara mobile," kata Budiman. 

Dia menyadari pasca bencana melanda, warga masyarakat yang terdampak banjir bandang memang membutuhkan bantuan penanganan berbagai penyakit yang menyerang terutama pada anak-anak dan lansia. 

Karena itu Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes turun langsung dengan membawa perlengkapan pelayanan kesehatan, obat-obatan, makanan tambahan, serta bahan medis habis pakai (BMHP) yang diperlukan.

"Kami membantu pelayanan kesehatan, tim dari TCK-EMT PKK Regional Sumatera Selatan sudah beberapa hari di lokasi bersama petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat juga," kata Budiman.

Dia menambahkan hingga kini sudah lebih dari 1.625 warga korban banjir yang telah dilayani pada pelayanan kesehatan oleh tim Dinas Kesehatan setempat dan TCK-EMT PKK Regional Sumatera Selatan.

Adapun 10 penyakit terbanyak setelah pemeriksaan warga dipos kesehatan yang mengalami gatal-gatal atau dermatitis ada 92 pasien, mialgia 54 pasien, gastritis 36 pasien, ISPA 35 pasien, hipertensi 21 pasien, caries dentist 12 pasien, cepalgia 9 pasien, insomnia 5 pasien, asam urat 4 pasien, dan dysphepsia 2 pasien. 

Sebagaimana diketahui, banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini melanda di 6 kecamatan dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 25.392 jiwa dalam 6.349 kepala keluarga (KK). 

Selain pelayanan kesehatan langsung oleh tenaga medis, mereka juga melakukan fogging di wilayah terdampak sebagai upaya untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah (DBD).

"Genangan air dan kelembaban yang masih terjadi mengakibatkan meningkatnya jumlah nyamuk di mana-mana, sehingga dibutuhkan penyemprotan anti nyamuk yaitu dengan cara fogging, dan itu sudah dilakukan di beberapa wilayah yang terisolir, dan tetap mengedepankan lokus-lokus lain untuk dilakukan hal yang serupa," kata Budiman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun