Kemudahan akses dalam hal mobilitas belum dimiliki oleh semua kalangan. Masih banyak orang yang harus bersusah payah setiap ingin bersekolah atau mencari nafkah.
Biasanya, kondisi ini ditemukan di daerah-daerah pedalaman dan 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang memadai tidak bisa dengan mudah mereka rasakan.
Kondisi ini lah yang dihadapi oleh warga yang tinggal di Desa Pasenan, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel).
Untuk bisa sampai ke desa sebelah tempat mereka bersekolah dan bekerja, para warga harus menantang maut, yaitu menyeberangi sungai dengan jalan kaki atau rakit bambu.
Aliran air sungai yang tak selalu bersahabat membuat perjalanan mereka kerap kali tidak mudah dan sangat berbahaya.
Sebenarnya, terdapat sebuah jembatan di desa tersebut. Hanya saja, kondisinya amat jauh dari kata layak. Jembatan tersebut sudah putus sejak tahun 2021 akibat terjangan banjir bandang.
Penduduk yang ingin menyeberang menggunakan jembatan tersebut harus bergelantungan pada sisa-sisa bagian jembatan yang tak dirusak banjir. Ini jelas tidak lebih aman dibandingkan berjalan kaki atau menaiki rakit.
Keadaan ini membuat Desa Pasenan menjadi salah satu daerah terpilih untuk merasakan manfaat program "Jembatan Pelosok Negeri".
Program ini adalah inisiasi dari Yayasan Sahabat Pedalaman berkolaborasi dengan Pasar Modal Indonesia, sebagai upaya untuk membantu menyelesaikan persoalan infrastuktur jembatan di daerah pedalaman.
Pembangunan jembatan dilaksanakan selama kurang lebih 45 hari, dari bulan Mei hingga Juni 2023. Ada beberapa kendala selama proses pembangunan, seperti cuaca yang tidak menentu dan juga sulitnya akses menuju lokasi pembangunan.
Namun seluruh kendala yang dilalui selama pembangunan terbayar ketika menyaksikan warga desa yang sangat gembira karena jembatan sudah kembali terbangun.
"Kami sangat berterimakasih dan terharu untuk bantuan pembangunan jembatan yang dibangun oleh Sahabat Pedalaman dan Pasar Modal Indonesia," ujar Nasution, warga setempat.
"Sekarang warga sangat dimudahkan bisa lalu lalang ke kebun tanpa harus takut terjadi kecelakaan. Mobilitas hasil kebun jadi lebih mudah dan lebih produktif. Ke depannya semoga taraf kehidupan secara ekonomi warga juga bisa ikut terangkat," tambah Nasution.
Harapannya, program Jembatan Pelosok Negeri ini tidak terhenti kepada satu jembatan saja. Karena masih banyak daerah-daerah yang membutuhkan di pedalaman sana.
Terutama di daerah yang menjadikan sungai sebagai akses utama warga. Hal ini juga disampaikan oleh Wafiq Zuhair, Direktur Yayasan Sahabat Pedalaman.
"Membangun jembatan di pelosok ini luar biasa dampaknya. Tidak hanya bisa mempermudah akses masyarakat, tapi juga bisa meningkatkan roda perekonomian karena warga menggunakan jembatan untuk akses ke kebun mereka," kata Wafiq. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H