Dalam artikel disebutkan: Rendahnya tingkat kesadaran untuk tes HIV. Pernyataan ini tidak komprehensif karena:
- Tidak semua orang harus menjalani tes HIV
- Tes HIV adalah langkah di hilir
Terkait dengan tes HIV tidak ada penjelasan yang akurat tentang siapa (saja) yang dianjurkan menjalani tes HIV.
Ada lagi pernyataan ini dalam artikel: Seks Bebas Masih Jadi Penyebab Utama HIV/AIDS.
Ini jelas misleading dan hoaks karena penyebab penularan bukan penyebab HIV/AIDS bukan karena seks bebas atau zina.
Ada lagi pernyataan: Gen Z perlu didorong untuk melakukan tes secara sukarela tanpa rasa takut atau malu. Ini ngawur! Tidak semua Gen Z harus tes HIV. Jelaskan, dong, siapa dari Gen Z yang dianjurkan tes HIV dan apa alasan objektifnya.
Selama informasi HIV/AIDS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama, maka salama itu pula banyak warga yang terjerumus ke perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS. <>
* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H