Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berita HIV/AIDS pada Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2024 Hanya Talking News Tak Memberikan Pencerahan

2 Desember 2024   12:24 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Kedua, mengumbar kasus HIV/AIDS pada remaja dan usia produktif. Tapi, sama sekali tidak ada pemaparan: mengapa dan bagaimana (hal itu terjadi)?

Kasus HIV/AIDS pada remaja dan usia produktif adalah realitas sosial karena para rentang usia itu libido tinggi sehingga perlu penyaluran yang tidak bisa disubsitusi (diganti) dengan kegiatan lain selain hubungan seksual atau 'swalayan' (onani atau masturbasi).

Celakanya, selama ini materi informasi HIV/AIDS dalam komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang berpijak pada fakta medis tidak sampai kalangan remaja dan usia produktif.

Misalnya, mengaitkan penularan HIV/AIDS dengan pelacuran. Nah, remaja dan usia produktif melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang bukan pekerja seks komersial (PSK) langsung (kasat mata), antara lain dengan cewek prostitusi online. Mereka pikir itu bukan PSK, tapi pada prakteknya cewek prostitusi online juga sama seperti PSK langsung yaitu melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti.

Ketiga, yang diumbar adalah kasus pada LSL (lekali suka seks lelaki), tapi lagi-lagi tidak ada penjelasan mengapa dan bagaimana bisa terjadi kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada LSL?

Paling tidak secara empiris hal itu terjadi karena ada penjangkauan melalui komunitas LSL sehingga banyak kasus terdeteksi. Sebaliknya, tidak ada penjangkauan pada kalangan suami sehingga tidak banyak kasus terdeteksi. Bahkan, suami perempuan hamil yang terdeteksi HIV-positif tidak menjalani tes HIV.

Yang menyesatkan adalah pemakaian frasa 'mendominasi.' Dalam KBBI dominasi adalah penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya).

Nah, bagaiaman caranya kalangan remaja dan usia produktif serta LSL mendominasi penularan HIV/AIDS?

Busyet .... Apakah kalangan remaja dan usia produktif serta LSL melarang HIV/AIDS menulari kalangan lain? Atau kalangan remaja dan usia produktif serta LSL melarang kalangan heteroseksual melalui perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS?

Semua berita hanya berdasakan statement narasumber yang dalam jurnalistik disebut berita dengan kualifikasi talking news yang sejajar dengan esai atau cerpen.

Berita yang tayang pada Hari AIDS Sedunia 2024 sama sekali tidak membawa pencerahan karena hanya berada di ranah opini tanpa ada gambaran riil berupa realitas sosial di social settings.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun