Bertolak dari hasil laga babak penyisihan di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan hasil tiga kali bermain imbang dan dua kali kalah dari lima pertandingan adalah hal yang naif kalau PSSI, dalam hal ini pelatih Shin Tae-yong (STY), masih saja mengandalkan pemain naturalisasi.
Dengan hasil itu Indonesia ada di dasar klasemen dengan tiga poin. Indonesia tinggal menunggu nasib di putara kedua, yaitu:
- Indonesia vs Arab Saudi, kandang, 19 November 2024
- Australia vs Indonesia, tandang, 20 Maret 2025
- Indonesia vs Bahrain, kandang, 25 Maret 2025
- Indonesia vs China, kandang, 5 Juni 2025
- Jepang vs Indonesia, tandang, 10 Juni 2025
Tidak ada pilihan bagi STY selain memenangkan lima laga berikut.
Terlepas dari menang atau kalah adalah hal yang membanggakan dan menggelorakan nasionalisme Indonesia jika pemain yang dipilih STY jadi skuad merupakan pesepakbola pribumi.
Celakanya, STY justru melakukan Copas (Copy-Paste) tim Korea Selatan (Korsel) ke Piala Dunia FIFA Rusia 2018 ke timnas Indonesia yang berlaga di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Baca juga: Shin Tae-yong Copas Tim Korsel Piala Dunia FIFA Rusia 2018 ke Timnas Indonesia (Kompasiana, 3 Oktober 2024)
Dengan belasan pemain naturalisasi di timnas, maka STY ototmatis hanya menangani atau memoles pemain nonpribumi (baca: naturalisasi) yang dijadikan skuad timnas.
Baca juga: Shin Tae-yong Hanya Sebatas Memoles Pemain Naturalisasi (Kompasiana, 21 September 2024)
Itu sama saja dengan mengabaikan potensi pesepakbola pribumi sehingga hak mereka untuk masuk skuad dirampas pemain naturalisasi.
Boleh-boleh saja STY mngatakan pesepakbola pribumi tidak memenuhi kriteria untuk masuk skuad timnas, tapi tunggu dulu: