Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong Hanya Sebatas Memoles Pemain Naturalisasi

21 September 2024   16:21 Diperbarui: 21 September 2024   16:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: pssi.org)

Pemain sepak bola (pesepakbola) tim nasional (Timnas) Indonesia sejatinya warga negara asli (pribumi) karena dengan kehadiran pemain asing melalui naturalisasi merupakan perampasan hak pesepakbola pribumi.

Lain halnya dengan klub, dahulu dikenal sebagai perserikatan, silakan saja memakai pemain naturalisasi atau pemain bayaran melalui kontrak. Bahkan, semua pemain termasuk pemain cadangan boleh-boleh saja pemain kontrak atau naturalisasi.

Tapi, untuk pemain Timnas, tunggu dulu. Soalnya, apa yang patut kita banggakan dari sepak bola nasional hanya karena ulah pelatih Shin Tae-yong (STY) yang mengandalkan pemain naturalisasi. Itu artinya STY tidak melatih warga pribumi jadi pemain sepak bola, tapi hanya memoles pemain naturalasasi untuk menang agar posisinya aman.

Lalu, untuk apa STY dibayar kalau hanya memoles pemain naturalasasi?

Sama halnya ketika STY digadang-gadang sebagai pelatih yang yahud hanya kerena bisa mengalahkan Tim Jerman di Piala Dunia FIFA Rusia 2018 dengan skor 2-0 di babak penyisihan grup.

Kalau fakta keberhasilan Korsel kalahkan Jerman yang jadi pegangan punggawa PSSI dan Kemenpora untuk merekrut STY sebagai pelatih timnas Indonesia pada Desember 2019, maka inilah awal malapetaka yang mendera sepak bola nasional.

Dari aspek jurnalistik PSSI kemakan hiperrealitas yaitu ilusi keberhasilan STY dengan mengabaikan fakta pemain Korsel.

Baca juga: Hiperrealitas Terkait dengan Shin Tae-yong dan Pemain Naturalisasi (Kompasiana, 10 Mei 2024)

Soalnya, di tim Korsel itu beberapa pemainnya adalah pemain bayaran di klub-klub elite Eropa dan negara lain. Dua gol Korsel itu dilesatkan oleh Kim Young-gwon bermain di FC Tokyo, Jepang, dan Son Heung-min merumput di klub Liga Primer Inggris, Tottenham Hotspur.

Selain itu beberapa pemain sepak bola Korsel juga merumput di klub-klub elit di Inggris (Liga Primer), Jerman (Bundesliga), Italia (Seri A) dan Spanyol (La Liga). Itu artinya STY juga hanya memoles pemain yang sudah jadi masuk tim Korsel ke Piala Dunia Rusia 2018.

Maka, kita keblinger memilih STY hanya karena ilusi kemenangan Korsel yang mengalahkan Jerman. Bisa jadi STY bermimpi seperti Korsel untuk memenangkan laga dengan mengandalkan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia.

Ilustrasi (Sumber: pssi.org)
Ilustrasi (Sumber: pssi.org)

Bayangkan, ".... sebanyak 14 pemain telah menjalani proses naturalisasi menjadi WNI." (kompas.com, 5/6/2024). Dengan 14 pemain naturalisasi di Timnas Indonesia itu artinya sudah lebih dari satu kesebelasan sehingga tidak perlu lagi pemain pribumi. Ironis.

Kondisi itu menunjukkan STY tidak melatih warga pribumi jadi pemain sepak bola karena dengan belasan pemain naturalisasi sudah cukup untuk berlaga di lapangan hijau.

Timnas di beberapa negara Eropa juga ada naturalisasi, tapi biasanya dari negara bekas jajahan mereka. Sedangkan pemain di klub-klub profesional  bertaburan pemain bayaran dari berbagai negara seantero bumi ini.

Lagi pula, kalau pesepakbola yang dinaturalisasi itu berkualitas, mengapa pulalah mereka mau bermain di Indonesia dengan bayaran rupiah, sementara di Eropa dengan euro dan pound sterling yang kursnya terhadap rupiah selangit. Atau ke klub-klub Liga Pro Saudi dengan bayaran petro dolar. Bahkan, pemain sekelas Cristiano Ronaldo memilih liga Arab Saudi daripada liga Eropa.

Sudah saatnya PSSI dan Kemenpora mengkaji ulang program naturalisasi pesepakbola karena dengan kondisi seperti sekarang tidak ada celah bagi pemain pribumi untuk memperoleh pelatihan agar bisa jadi pemain handal.

Kalau dana yang dipakai PSSI berasal dari APBN tentulah menyakitkan bagi putra-putra bangsa yang terhadang untuk jadi pesepakbola karena STY sebagai pelatih Timnas hanya memoles pemain naturalisasi. <>

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun