Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

KPA Kabupaten Tasikmalaya Salah Sasaran dalam Edukasi HIV/AIDS

15 Agustus 2024   09:32 Diperbarui: 15 Agustus 2024   09:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: ucsf.edu)

Bandingkan dengan seorang suami yang tertular HIV/AIDS karena perilaku seksual berisiko. Mereka akan menularkan HIV/AIDS ke istrinya atau pasangan seks lain. Jika istri tertular HIV/AIDS, maka ada pula risiko penularan vertikal dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).

Paradigma KPA Kabupaten Tasikmalaya ini rupanya tidak melihat realitas terkait dengan penyebaran HIV/AIDS di masyarakat.

Baca juga: Di Kabupaten Tasikmalaya Hanya Remaja yang Jadi Sasaran Sosialiasi HIV/AIDS

Wartawan yang menulis berita ini juga tidak bertanya berapa kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu rumah tangga. Jumlah ibu rumah tangga yang terdeteksi HIV/AIDS menggambarkan epidemi HIV/AIDS di Kabupaten Tasikmalaya karena jumlah ibu rumah tangga yang mengidap HIV/ADIS minimal sama dengan jumlah laki-laki, dalam hal ini suami, yang juga mengidap HIV/AIDS.

Risiko tertular HIV/AIDS justru lebih besar pada laki-laki dewasa daripada remaja karena mereka mempunyai uang untuk membeli seks. Selain itu laki-laki dewasa juga bisa melakukan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS di luar daerah, bahkan di luar negeri.

Dalam berita ada pernyataan dari Staf KPA Kabupaten Tasikmalaya, E. Azizah M, SKM, fenomena saat ini dimana kasus penyebaran HIV AIDS juga menyerang kalangan remaja, khususnya para siswa di tingkat SMA/SMK.

Seperti disebutkan sebelumnya, HIV/AIDS tidak menyerang tapi menular melalui perilaku seksual dan nonseksual berisiko.

Dalam berita tidak dijelaskan jenis kelamin dua siswa yang terdeteksi HIV/AIDS dan faktor risikonya.

Baca juga: Mengapa Kasus HIV/AIDS Meningkat di Kabupaten Tasikmalaya

Jika keduanya remaja putra, maka persoalannya adalah mereka tidak mendapatkan informasi yang akurat tentang cara-cara mencegah agar tidak tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual. Mereka menghadapi kebutuhan biologis untuk menyalurkan libido. Bisa jadi mereka melakukan hubungan seksual dengan PSK atau PSK tidak langsung, seperti cewek di kafe, pub, pijat plus atau melalui prostitusi online.

Baca juga: "ABAT" (Aku Bangga Aku Tahu) Tidak Memberikan Cara Pencegahan HIV/AIDS yang Eksplisit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun