Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan Bias Gender

12 Agustus 2024   08:58 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkiraan terbaru WHO menunjukkan pada tahun 2022  254 juta waga dunia hidup dengan hepatitis B.

Laporan WHO juga menyebutkan penularan PIMS dari-ibu-ke-anak yang dikandungnya bisa mengakibatkan bayi lahir dengan kondisi meninggal, kematian neonatal, berat badan lahir rendah dan prematuritas, sepsis, konjungtivitis neonatal, dan kelainan bawaan.

Ibu pengidap HIV/AIDS atau PIMS atau keduanya sekaligus tertular dari suaminya melalui hubungan seksual.

Di Indonesia sendiri suami yang tularkan HIV/AIDS dan PIMS atau keduanya sekaligus kepada istrinya bukan isapan jempol belaka. Studi Kemenkes mencatat hingga akhir tahun 2012 ada 6,7 juta pria Indonesia yang menjadi pelanggan PSK, sehingga pria menjadi kelompok yang paling berisiko tinggi untuk menyebarkan HIV/AIDS (bali.antaranews.com, 9/4/2013). Yang bikin miris 4,9 juta di antara 6,7 pria itu mempunyai istri. Itu artinya ada 4,9 juta istri yang berisiko tertular HIV/AIDS dari suaminya.

Laporan Eksekutif Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2023 yang dipublikasikan oleh Web Site Resmi HIV/AIDS & PIMS Indonesia menunjukkan pada periode Januari -- Maret 2023 estimasi ibu hamil sebanyak 4.719.130:

  • Ibu hamil yang tes HIV sebanyak 680.270 (14,42%)
  • Ibu hamil HIV-positif sebanyak 2.133 (0,31%)
  • Dari 2.133 ibu hamil HIV-positif hanya 356 yang menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ART (16,69%)
  • Bayi usia <1 tahun yang lahir dari ibu HIV-positif sebanyak 134 (6,28%)
  • Bayi usia <18 bulan yang lahir dengan HIV sebanyak 28 (1,31%)

Selain itu:

  • Ibu hamil yang tes sifilis 291.646 (6,18%)
  • Ibu hamil yang positif sifilis 1.755 (0,60%)
  • Ibu hamil positif sifilis yang menjalani pengobatan 818 (46,16%)
  • Bayi <18 bulan yang lahir dengan sifilis sebanyak 159 (9,06%)

Sayang, data yang dipublikasi hanya sampai 31 Maret 2023, sehingga tidak ada gambaran yang nyata tentang kasus HIV/AIDS dan sifilis pada ibu hamil sejak 1 April 2023 sampai 31 Juli 2024.

Celakanya, yang dilakukan pemerintah hanya menyasar ibu hamil yaitu tes HIV dan sifilis, sedangkan suami ibu hamil tidak menjalani tes HIV dan sifilis.

Ilustrasi (Sumber: parents.com)
Ilustrasi (Sumber: parents.com)

Maka, harapan yang tertuang di Pasal 10 ayat 1: "Upaya Kesehatan ibu dilakukan pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan" tidak akan tercapai jika suami mengidap HIV/AIDS atau PIMS atau keduanya sekaligus karena ada risiko istri tertular HIV/AIDS atau PIMS atau keduanya sekaligus.

Kalau saja PP ini dijalankan tanpa bias gender, maka upaya kesehatan ibu yang dilakukan pada masa sebelum hamil adalah tes genetik, HIV/AIDS dan PIMS terhadap suami setelah akad nikah atau perkawinan disahkan oleh pejabat yang berwewenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun