Langkah pemerintah, dalam hal ini pemerintah kabupaten dan kota, di Indonesia dalam menanggulangi epidemi HIV/AIDS hanya sebatas sosialisasi bahaya HIV/AIDS tertutama terhadap kalangan remaja yaitu pelajar.
Dalam banyak berita tentang sosialisasi HIV/AIDS kepada pelajar tidak dijelaskan secara rinci berdasarkan fakta medis tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS.
Informasi dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga cara-cara penularan dan pencegahan tidak akurat karena digiring ke ranah moral, misalnya, dikaitkan dengan pergaulan bebas dan 'seks bebas' yang tidak jelas juntrungannya.
Baca juga: Menyesatkan Kaitkan Seks Bebas dan Pergaulan Bebas dengan Penularan HIV/AIDS
Begitu juga dalam brosur "ABAT" (Aku Bangga Aku Tahu) yang diproduksi oleh Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI (2011) sama sekali tidak ada tata cara pencegahan yang eksplisit.
Baca juga: "ABAT" (Aku Bangga Aku Tahu) Tidak Memberikan Cara Pencegahan HIV/AIDS yang Eksplisit
Sudah saatnya sosialisasi HIV/AIDS disampaikan dengan cara yang komprehensif yaitu menyampaikan cara-cara penularan dan penceghannya secara faktual (mengandung kebenaran) Â bukan dibalut dengan mitos. <>