Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyesatkan Kaitkan Seks Bebas dan Pergaulan Bebas dengan Penularan HIV/AIDS

4 Juli 2024   09:03 Diperbarui: 4 Juli 2024   09:10 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Tidak Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Sejatinya tidak ada lagi berita dan artikel yang mengaitkan 'seks bebas' dan pergaulan bebas dengan penularan HIV/AIDS karena sosialisasi HIV/AIDS sudah dilakukan instansi pemerintah dan institusi, seperti kelompok-kelompok dukungan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Tapi, mengapa informasi HIV/AIDS yang sejatinya merupakan fakta medis jadi mitos di materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HIV/AIDS?
Pertanyaan yang sangat menggelitik!

Jawabannya adalah informasi HIV/AIDS yang jadi materi KIE selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama.

Akibatnya, fakta medis tentang HIV/AIDS tenggelam sehingga memunculkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Misalnya, mengaitkan 'seks bebas' dan pergaulan bebas dengan penularan HIV/AIDS. Ini mitos yang menyesatkan karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjadi di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) jika salah satu atau kedua pasangan mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta!

Baca juga: Pemakaian Istilah Seks Bebas Justru Mengaburkan Cara Penularan HIV/AIDS

Lagi pula jika premis 'seks bebas' dan pergaulan bebas dikaitkan langsung dengan penularan HIV/AIDS, maka semua orang yang pernah atau seing melalukan 'seks bebas' dan pergaulan bebas sudah mengidap HIV/AIDS, seperti pasangan suami-istri yang menikah karena hamil duluan.

Tapi, faktanya: Tidak!

Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Maka, yang menyebabkan terjadi penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual ('seks bebas' dan pergaulan bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual jika salah satu atau kedua pasangan mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom.

Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Tidak Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko Penularan HIV/AIDS Melalui Seks Bebas dengan Kondisi Tidak Mengidap HIV/AIDS (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Yang menambah kesesatan berita dan artikel yang mengaitkan 'seks bebas' dan pergaulan bebas dengan HIV/AIDS hanya dikaitkan dengan remaja.

Apakah kalangan dewasa, seperti suami, tidak ada yang melakukan 'seks bebas' dan pergaulan bebas?

Tentu saja banyak. Ini bisa dilihat dari kasus IMS (infeksi menular seksual), seperti GO (kencing nanah), sifilis (raja singa) serta HIV/AIDS dan lain-lain yang terdeksi pada istri.

Dalam Laporan Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2023 (Website HIV PIMS Indonesia) menunjukkan:

  • Jumlah kasus AIDS tertinggi priode 1987 -- Maret 2023 menurut pekerjaan ibu rumah tangga di peringkat ke-3 dengan jumlah kasus 20.785
  • Tahun 2022 ibu hamil yang terdeksi HIV-positif sebanyak 7.153
  • Tahun 2022 ibu hamil yang terdeteksi positif siflis sebanyak 5.590
  • Tahun 2022 bayi yang lahir dari ibu positif HIV sebanyak 503
  • Tahun 2022 bayi yang lahir dari ibu positif sifilis sebanyak 635

Tapi, mengapa pejabat instansi dan institusi yang terkait IMS dan HIV/AIDS selalu mengembar-gemborkan kasus HIV/AIDS pada remaja ?

Padahal, tidak ada kasus penularan HIV/AIDS dari remaja ke pacarnya.

Dari judul-judul berita dan artikel ini bisa dilihat sudut pandang yang ngawur:

  • FKAB Batam Sosialisasikan Pencegahan Seks Bebas di Kalangan Remaja (rri.co.id, 23/6/2024)
  • Tiga Remaja di Jembrana Positif HIV/AIDS Akibat Pergaulan Bebas (detik.com, 26/6/2024)

Baca juga: Penularan HIV/AIDS pada Tiga Remaja di Jembrana Bukan Karena Pergaulan Bebas

  • Seks Bebas Jadi Salah Satu Faktor Utama HIV (rri.co.id, 26/6/2024 Duta Genre Kabupaten Tambrauw 2024 Ajak Remaja Jauhi Pergaulan Bebas (rri.co.id, 20/6/2024)
  • Indonesia Dikatakan Darurat Seks Bebas, Ini Penyebabnya (rri.co.id, 16/3/2024)
  • Dokter Boyke Ingatkan Bahaya Seks Bebas (rri.co.id, 14/3/2024)
  • Perilaku Seks Bebas Akibatkan Angka Kasus HIV/AIDS di Trenggalek Bertambah (jatimnow.com, 23/6/2024)
    Pergaulan Bebas: Bencana yang Mengancam Generasi Muda (radarsampit.com, 15/6/2024)
  • Peringati HKN Ke-59 Dan HAS, Wabup Bagus Santoso Ajak Remaja Jauhi Seks Bebas (Bengkaliskab.go.id, 16/12/2023)
  • Perlunya Pendekatan Radikal dalam Maraknya Kasus Seks Bebas Remaja di Indonesia (gentaandalas.com, 22/3/2024)
  • Cegah Seks Bebas, DPPKB Empat Lawang Gelar Deklarasi Bersama Genre dan PIK (sumselupdate.com, 21/6/2024)
  • Wakil Wali Kota Minta Anak Muda Hindari Seks Bebas dan Narkoba (Pemerintah Kota Depok, 27/11/2023)
  • Datangi SMA N 1 Kota Gorontalo, Polwan Samapta Polda Gorontalo Edukasi Pelajar Tentang Bahaya Pergaulan Bebas (tribratanews.gorontalo.polri.go.id, 18/11/2023)
  • Babinsa di Morotai Beri Edukasi ke Pemuda Tentang Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas (zonamalut.id, 3/7/2024)
  • Cegah Kenakalan Remaja dan Pergaulan Bebas, Polisi Ambil Sikap Tegas (radarbali.jawapos.com, 211/6/2024)
  • Bhabinkamtibmas Polsek Indramayu Laksanakan Pembinaan dan Penyuluhan Terkait Bahaya Pergaulan Bebas (humas.polri.go.id, 2/6/2024)
  • Bukan Hanya HIV, Ini 6 Bahaya Seks Bebas pada Remaja (halodoc.com, 5/10/2022)
  • Dampak dan Pencegahan Seks Bebas (kompas.com, 13/3/2023)

    Judul-judul berita dan artikel ini dikemas dengan 'baju moral' yang akhinya bermuara pada misleading (menyesatkan) karena tidak bertumpu pada fakta medis. <>

* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun