Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serial Santet #49 Anak Saya Jadi Korban Karena Tumpangan Ilmu Hitam

29 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 29 Juni 2024   20:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: nu.or.id)

Perjalanan putra saya itu memang seperti orang dengan kekuatan karena tidak pernah takut dan setelah remaja perangainya tidak mencerminkan kehidupan sosial seusianya.

Usianya terus berlanjut dan perangainya juga kian tidak terkendali. Celakanya, ibunya membawa dia ke psikiater. Dengan obat-obatan perangainya terkendali, tapi belakangan ketika tidak lagi meminum obat kelakuannya kian tak terkendali.

Celakanya, keluarga kiri dan kanan justru mengejek, mencaci dan menghina ketika saya sampaikan apa yang dikatakan paranormal itu kepada saya.

Mereka menuduh saya sebagai seorang musyrik [KBBI: orang yang menyekutukan (menyerikatkan) Allah Swt; orang yang memuja berhala] karena percaya ilmu hitam. Ini yang terjadi pada kasus-kasus ilmu hitam, seperti santet, yang disalahkan justru korban.

Baca juga: Serial Santet #41 Jadi Korban Santet dan Tumbal Pesugihan Malah Dihina

Padahal, yang musyrik adalah orang-orang yang membayar dukun untuk meminta berbagai macam keperluan, seperti pemanis, penglaris, jaga kedudukan dan lain-lain dengan susuk (KBBI: jarum emas, intan, dan sebagainya yang dimasukkan ke dalam kulit, bibir, dahi, dan sebagainya disertai mantra agar tampak menjadi cantik, menarik, manis, dan sebagainya) atau benda-benda, seperti kalung, batu cincin, dan lain-lain yang diisi oleh dukun.

Saya pernah membawa putra saya ke Bu Haji di Pandeglang, Banten. Ternyata putra saya itu dijadikan tumbal pesugihan oleh kerabat dari orang sebelah. Celakanya, putra saya itu tidak pernah lagi mau dibawa berobat karena kata dia itu musyrik. Padahal, saya tidak membawanya ke dukun.

Karena saya harus berjuang seorang diri mengatasi serangan santet kepada saya dan putri saya, maka saya tinggalkan putra saya bersama ibunya sejak dia lulus SMA. Belakangan saya ketahui ibunya membawa dia ke psikiater.

Suatu saat saya diminta untuk menemani putra saya ke psikiater. Menurut psikiater cairan otak putra saya berkurang. Astaga, 10 tahun sebelum ketemu dengan psikiater itu saya sudah dengan dari Bu Haji. Tapi, ketika saya ceritakan ke psikiater tadi dia justru buang muka.

Baca juga: Serial Santet #3 | Psikiater Buang Muka

Putra saya itu pernah marah-marah karena dia dibawa ke klinik kejiwaan. Memang, pengaruh ilmu hitam yang ditanam di badannya membuat dia tidak bisa mengendalikan diri dan selalu melawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun