Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dinkes Blora Sosialisasi HIV/AIDS Hanya ke Siswa dan Siswi Padahal Penyebaran HIV/AIDS Dilakukan Laki-laki Dewasa

23 Juni 2024   05:09 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: khou.com)

"Selain itu, Prih (Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Blora, Prih Hartanto-Pen.) juga mengaku telah melakukan sosialisasi ke siswa-siswi di sekolah-sekolah sebagai upaya pencegahan dini terkait potensi penularan HIV/AIDS di kalangan remaja." Ini ada alam berita "Cara Dinkes Blora Tekan Angka Penularan HIV/AIDS, Pelajar Diminta Menjaga Diri dan Meningkatkan Iman" (jateng.tribunnews.com, 21/6/2024).

Secara empiris remaja bukan mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat karena kasus HIV/AIDS pada remaja, terutama remaja putra, ada di terminal terakhir penularan HIV/AIDS karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap (istri).

Matriks: Risiko penyebaran HIV/AIDS pada remaja dan laki-laki beristri. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko penyebaran HIV/AIDS pada remaja dan laki-laki beristri. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Lagi pula, seperti dikatakan oleh Prih, sampai saat ini di Blora belum ditemukan kasus HIV/AIDS dari kalangan remaja. Itu artinya yang jadi masalah besar terkait dengan penyebaran HIV/AIDS adalah kalangan dewasa, dalam hal ini laki-laki.

Bandingkan dengan laki-laki dewasa pengidap HIV/AIDS yang potensial menyebarkan HIV/AIDS secara horizontal di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Bagi yang beristri akan menularkan HIV/AIDS ke istrinya. Jika istrinya tertular HIV/AIDS, maka ada risiko penularan vertikal dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya.

Jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV/AIDS kian banyak karena ada laki-laki yang beristri lebih dari satu. Ada pula yang punya selingkuhan dan jadi pelanggan pekerja seks, termasuk cewek prostitusi online.

Disebutkan oleh PrihL "Kita sering lakukan screening di tempat-tempat lokalisasi yang berisiko tinggi. Kita melakukan pemeriksaan juga, kepada mereka (pekerja seks komersial-red), sekaligus memberikan sosialisasi dan memberikan secara gratis alat pelindung untuk berhubungan seksual."

Apakah ada jaminan laki-laki akan memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK?

Tidak ada! Ini terjadi karena tidak ada mekanisme untuk melakukan intervensi agar laki-laki memakai kondom.

Selain itu percuma saja tes HIV terhadap PSK karena jika ada PSK yang mengidap HIV/AIDS, maka laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK tersebut berisiko tertular HIV. Mereka itu lolos dari tes HIV karena tidak ada mekanisme yang bisa menjangkau laki-laki agar tes HIV. Itu artinya mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Di saat Dinkes Blora, Jateng, sosialiasi ke siswa-siswi di masyarakat penyebaran HIV/AIDS dilakukan oleh laki-laki dewasa secara masif.

Suami-suami pengidap HIV/AIDS jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS karena mereka tidak diwajibkan tes HIV ketika istrinya hamil. Program yang ada di beberapa daerah adalah mewajibkan perempuan hamil tes HIV, sedangkan suaminya tidak diwajibkan tes HIV.

Maka, suami-suami itupun jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Kalau suami dari perempuan hamil yang terdeteksi HIV-positif menjalani tes HIV, maka mereka akan menjalani konseling agar tidak menularkan HIV/AIDS ke orang lain. Tapi, ini tidak pernah dilakukan.

Disebutkan: Pihaknya berharap agar remaja-remaja di Kabupaten Blora untuk selalu menjaga diri dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi penularan HIV/AIDS.

Baca juga: Kasus HIV/AIDS pada Remaja Akibat Materi KIE HIV/AIDS yang Hanya Mitos

Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: Apakah materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS disampaikan kepada siswa dan siswi secara benar berpijak pada fakta medis?

Yang dikhawatirkan KIE yang disampaikan dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga yang ditangkap siswa dan siswi hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS, sedangkan fakta medisnya hilang.

Maka, wajar saja kalau kemudian ada remaja yang tertular HIV/AIDS karena mereka tidak mengetahui cara-cara penularan dan pencegahan yang realistis. []

* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun