Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kegembiraan Conteng Like dan Beri Komentar di Media Sosial Direspon Otak Bak Makan Enak atau Seks juga Narkoba

12 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: unc.edu)

Dalam pemaparannya Lydia Rmer, seperti ditulis DW, mengungkap, banyak orang yang punya pikiran, ia harus memposting semua hal, dan harus selalu up-to-date. Selain itu, ia juga merasa harus mendapat informasi tentang semua hal. Namun, karena "langganan" banyak kanal media sosial, sebagai dampaknya, mungkin menelantarkan lingkungan sosial nyata, dan yang lebih parah lagi, sudah berada dalam situasi stres permanen.

Baca juga: FOMO Adalah "Penyakit" Baru Pecandu Media Sosial

Sebelumnya, kalangan ahli sudah memperkenalkan FOMO (Fear Od Missing Out) yaitu takut ketinggalan infomasi. Celakanya, informasi di Medsos dikuasai haoks yaitu informasi atay kabar palsu.

Ingat, tidak ada bertita palsu atau berita bohong karena berita yang dikemas dengan pijakan asas jurnalistik tidak akan menerbitkan berita yang tidak benar.

Baca juga: Bukan "Berita Bohong" tapi "Informasi Bohong atau Palsu" dan Sekali Lagi, Bukan Berita Bohong tapi Informasi Bohong atau Informasi Palsu

Celakanya, banyak yang justru mencari-cari hoaks, seperti kalangan 'the hater's sehingga mereka tidak akan membacara berita jurnalistik di media mainstream (media massa arus utama yang menyiarkan berita dengan pijakan asas jusnalistik).

Baca juga: Hoax Memang Dicari-cari

Ketergantungan terhadap Medsos terus memakan korban sehingga muncullah istilah NOMOPHOBIA (NO MObile PHone PhoBIA). Instilah ini menunjukkan suatu kondisi psikologis ketika orang memiliki rasa takut terlepas dari konektivitas telepon seluler.  

Baca juga:  Fenomena "Generasi Nunduk", Apakah Kita Akan Berhenti Saling Menyapa?

Kecanduan terhadap Internet, khusunya Medsos, bisa jadi pandemi (KBBI: wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas) yang merusak masa depan generasi muda.

Sudah saatnya pemerintah memperhatikan kecanduan terhadap Internet, khusnya Medsos, agar 'Generasi Emas' yang dibangga-banggakan pemerintah akant terjadi di tahun 2045 justru jadi, maaf, generasi lemas atau generasi yang menc-emas-kan. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun