Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyentuh dan Menggenggam Tangan Lawan Jenis di Keramaian untuk Kepuasan Seksual

12 Maret 2024   10:53 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:55 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: tvtropes.org)

Terkadang tanpa disadari perbuatan seseorang bisa dianggap bisa, tapi ternyata hal itu merupakan perilaku paraphilia (deviasi seksual yakni orang-orang yang menyalurkan dororongan seksual dengan cara-cara yang lain).

Baca juga: Parafilia Adalah Memuaskan Dorongan Hasrat Seksual 'di Atau dari Sisi Lain'

Banyak sekali jenis paraphilia, tapi yang dikenal luas biasanya yang sering terjadi dan ramai diberitakan di media massa (surat kabar, majalah dan TV) dan media online (portal berita).

Seperti kekerasan seksual terhadap bayi dan anak-anak, mencuri pakaian dalam perempuan di jemuran, mengintip, meremas payudara dan bokong dan lain-lain.

Ada satu perilaku paraphilia yang tidak menunjukkan kekerasan yaitu menyentuh atau menggenggam tangan orang yang tidak dikenal. Bisa jadi orang yang tangannya disentuh atau digenggam tidak menaruh curiga. Biasanya dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.

Bisa juga menyentuh atau menggosok-gosokkan tangan ke payudara, bokong dan area genital (area erotis yaitu area organ seksual) orang yang juga tidak dikenal seperti tidak sengaja, misalnya, ketika berpapasan di jalan sempit atau di keramaian.

Perilaku paraphilia itu dikenal sebagai toucherisme yaitu upaya seseorang untuk mendorong gairah seksualnya.

Tidak jarang pula pelaku toucherisme melakukannya ketika berpapasan sehingga ada kesan hal itu tidak disengaja. Bisa juga ada yang menganggapnya sebagai 'kecelakaan' karena pelaku yang tergesa-gesa seolah dia menunjukkan memang sedang terburu-buru.

Pelaku justru akan menikmati perbuatannya jika korban marah. Bagai pelaku itu menunjukkan ada reaksi atas apa yang telah dilakukannya.

Berbeda dengan laki-laki yang meremas payudara dan bokong perempuan yang juga merupakan bentuk paraphilia yang disebut sebagai frotteurisme. Bagi laki-laki frotteurisme kepuasan seksual justru mereka peroleh dengan cara-cara yang lain yaitu dengan meremas payudara atabu bokong, bisa juga dengan mengesek-gesekkan bagian-bagian tubuh, terutama alat kelamin, ke lawan jenis yang sama sekali tidak dikenal. Ini biasanya terjadi di angkutan umum yang padat penumpangnya.

Baca juga: Laki-laki Meremas Payudara dan Bokong Perempuan Bukan Perbuatan Iseng

Bagi pelaku toucheurisme gairah untuk mendapatkan kepuasan seksual mereka peroleh dari sentuhan, terutama pada bagian erotis tubuh, orang yang justru tidak mereka kenal. Misalnya, di angkutan umum, di jalan, di pasar atau di mal.  

Ilustrasi (Sumber: tvtropes.org)
Ilustrasi (Sumber: tvtropes.org)

Di Jepang toucheurisme dikenal sebagai chikan yang sering terjadi di keramaian, seperti di angkutan umum (kereta api).

Di angkutan umum di Jakarta, seperti Bus Transjakarta dan KRL, sudah saatnya menyampaikan informasi terkait dengan perlaku toucheurisme ini. Soalnya, sering terjadi tanpa disadari korban. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun