Laki-laki yang menjadikan paha, betis dan tumit perempuan sebagai objek seksual disebut sebagai fetisisme yaitu orang-orang yang mencari rangsangan untuk membangkitkan atau meningkatkan gairah seksual dengan cara melihat bagian-bagian tubuh perempuan yang justru bukan organ seks.
Selain jadi objek kepuasan seksual, bagian kaki yang terbuka itu bisa jadi objek foto yang dijadikan koleksi pribadi atau diperjualbelikan di dunia maya.
Artikel yang ditulis oleh Craig Crossland di huffingtonpost.co.uk (12/3/2013) menunjukkan dari 10 bagian tubuh perempuan yang dijadikan objek pemuasan seksual oleh laki-laki memang betis di posisi ke-7 dan tumit di posisi ke-10.
Secara berurutan yaitu: (1) payudara, (2) bokong (pantat), (3) bibir, (4) mata, (5) senyuman, (6) rambut, (7) kaki, (8) perut, (9) punggung dan (10) tumit.
Tapi, bagi kalangan crurophilia yang dijadikan sebagai objek untuk kepuasan seksual sebagai fetisisme adalah betis dan tumit.
Tapi, sebaliknya bisa juga terjadi ada di antara wanita itu yang justru menonjolkan bagian badan yang bukan objek seks, seperti betis dan tumit, justru sebagai bentuk eksebisionisme (ini juga salah satu bentuk paraphilia).
Perilaku orang-orang sebagai fetisisme, dalam hal ini cruropihila dan eksebisionisme, justru tidak melakukan kontak fisik atau kontak mata sehingga wanita tidak menyadarinya.
Selain itu yang dilakukan kalangan cruropihilia juga bukan merupakan bentuk pelecehan seksual sehingga mereka merasa aman dan terkendali.
Apalagi terjadi di tempat khusus wanita tentulah bentuk-bentuk eksebisionisme, seperti, maaf, menunjukkan paha atas dan payudara, bisa jadi tidak diasadari penumpang wanita sebagai pentuk pelecehan seksual. Padahal, eksebisionisme merupakan bentuk pelecehan seksual.
Maka, ada baiknya informasi yang disampaikan ke penumpang di bus Transjakarta dan KRL juga mencakup kondisi yang bisa jadi objek untuk kalangan paraphilia dan eksebisionisme (dari berbagai sumber). *