Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tantangan dan Peluang Bagi Maskapai Penerbangan Murah di Indonesia

17 Februari 2024   14:22 Diperbarui: 17 Februari 2024   14:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan pada penerbangan LCC tidak ada minuman dan makanan (ringan). Ini yang jadi salah satu masalah yang dihadapi LCC karena penumpang membutuhkan air minum.

Maka, tidak mengherankan kalau sebuah maskapai LCC menjual air mineral selama penerbangan. Tentu saja langkah ini tidak tepat karena sejatinya penumpang sudah mengetahui tidak ada pembagian air minum dan makanan ringan sehingga mereka diminta membawa sendiri sesuai dengan ketentuan yang diizinkan dalam penerbangan.

Dengan margin tarif yang tidak berbeda jauh, maskapai yang memberikan harga di bawah tarif maskapai layanan penuh, seperti Lion Air dan Citilink, masih bisa digolongkan kepada LCC. Tarif LCC Jakarta-Makassar, misalnya, Rp 900 ribu sampai Rp 1,4 juta. Sedangkan tarif maskapai layanan penuh Rp 1,6 -- Rp 1,9 juta.

Konsep LCC sendiri diperkenalkan di Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya menjalar ke Eropa pada awal tahun 1990-an dan akhirnya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dalam operasinalnya pesawat LCC lepas landas (take off) dari non bandara utama (primary airport), tapi dari pendukung (secondary airport) serta mendarat (landing) juga di bandara pendukung.

Selain karena bandara utama jadwal lepas landas dan mendarat pesawat yang sudah padat, sehingga LCC akan dinomorduakan yang membuat jadwal terganggu.

Karena di Indonesia tidak semua bandara utama mempunyai secondary airport, maka penerbangan LCC bisa memanfaatkan bandara lain yang dekat dengan tujuan.

Bandara Baru di DTW Baru untuk LCC

Maka, jalur penerbangan LCC sejatinya menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan daerah-daerah tujuan wisata (DTW) yang tidak dilayani maskapai layanan penuh. DTW juga merupakan salah satu basis kegiatan UMKM sehingga amat layak jadi tujuan penerbangan LCC.

Jika di DTW tidak ada secondary airport, maka penerbangan ke bandara kecil terdekat. Untuk itu pemerintah didorong menyediakan transportasi pendukung dari bandara ke DTW dan sebaliknya.

Pemerintah juga perlu memperhatikan pola pembangunan bandara baru dengan kualifikasi secondary airport agar terkoneksi dengan DTW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun