Epidemi HIV/AIDS secara global berlangsung sejak tahun 1981, tapi di Indonesia baru diakui oleh pemerintah pada tahun 1987.
Itu artinya epdemi HIV/AIDS sudah berkecamuk di Indonesia sejak tahun 1987 atau sudah 36 tahun. Kemenkes melaporkan sampai 31 Maret 2023 jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 522.687 yang terdiri atas 377.650 HIV dan 145.037 AIDS (hivaids-pimsindonesia.or.id). Â
Sementara itu dilansir dari aidsmap.com disebutkan Indonesia (2018) dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, juga memiliki jumlah infeksi HIV baru terbesar keempat per tahun. Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperkirakan bahwa 73.000 infeksi HIV baru terjadi per tahun di Indonesia. Angka ini di belakang China, India, dan Rusia. Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia-Pasifik dengan prevalensi HIV yang masih meningkat.
Tapi, dengan kondisi itu justru materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS selalu dibalut dan dibumbui dengan moral sehingga fakta medis HIV/AIDS hilang yang membuat mitos (anggapan yang salah) jadi tumbuh subur di Indonesia.
Misalnya, mengait-ngaitkan pergaulan bebas (ini terminologi yang tidak jelas maknanya) dengan penularan HIV/AIDS.
Jika pergaulan bebas diartikan sebagai hubungan seksual di luar nikah (zina) baik dalam bentuk suka sama suka atau berbayar dengan pekerja seks komersial (PSK) di tempat pelacuran dan dengan cewek prostitusi online, maka tidak ada kaitannya dengan penularan HIV/AIDS.
Pergaulan bebas bisa juga disebut sebagai promiskuitas (KBBI: perilaku perkawinan dengan tidak membatasi pada satu jodoh saja; hubungan seksual antara sejumlah pria dan wanita tanpa ada aturan yang mengikat).
Risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjadi bukan karena sifat hubungan seksual (pergaulan bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom). Ini fakta!
Maka, mengaitkan pergaulan bebas dengan HIV/AIDS merupakan mitos yang akhirnya menjadi kontra produktik dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Judul artikel dan berita di bawah ini menunjukkan pengaitan pergaulan bebas dengan HIV/AIDS yang menyuburkan mitos.
- Pergaulan Bebas Jadi Faktor Utama Tersebarnya HIV/AIDS di Tangerang (jakarta.tribunnews.com, 7/12-2018)
- Prihatin Pergaulan Bebas Jadi Penyebab HIV/AIDS, Mahasiswa Sarankan Edukasi Pencegahan via Medsos (jabar.tribunnews.com, 25/8-2022)
- Legislator: penyebab HIV/AIDS karena pergaulan bebas (kalsel.antaranews.com, 27/8-2022)
- Ratusan Pelajar Pamekasan Ajak Hindari Pergaulan Bebas Peringati Hari AIDS (detik.com, 4/12-2022)
- Pergaulan Bebas Menjadi Faktor Utama Penyebab Meningkatnya Kasus Penyakit HIV AIDS (Kompasiana.com, 29/12-2022)
- Maraknya Sex dan Penyakit HIV/AIDS Akibat Pergaulan Bebas (kompasiana.com, 18/11-2022)
Bupati: Pergaulan Bebas Picu Kasus HIV/AIDS di Cianjur (detik.com, 1/9-2022) - Stop Pergaulan Bebas! (kompasiana.com, 20/12-2022)
- Salah Satu Dampak Pergaulan Bebas pada Masyarakat adalah Penyebaran Penyakit HIV/AIDS (liputan6.com, 2/5-2023)
- Akibat Pergaulan Bebas, HIV/AIDS pada Anak Masih Tinggi (bintangpost.com, 10/7-2023)
- Kasus HIV di Kota Bengkulu Ada 76 Sepanjang 2023, Penyebabnya Pergaulan Bebas Anak Muda (news.republika.co.id, 10/8-2023)
- Pergaulan Bebas, Picu Peningkatan Kasus HIV-AIDS di Papua (cenderawasihpos.jawapos.com, 14/8-2023)
- Cegah HIV, Stop Pergaulan Bebas (kompasiana.com, 28/5-2023)
- HIV Marak Akibat Pergaulan Bebas (intrik.id, 15/7-2023)
- Ratusan Orang di Madiun Meninggal Karena HIV/AIDS, Imbas Pergaulan Bebas (celah.id, 26/1-2023)
Cegah Pergaulan Bebas di Nganjuk, Penderita HIV/AIDS Tembus 2.000 Kasus (suryamalang.tribunnews.com, 27/2-2023) - Kasus HIV Tabanan Dominan Laki-Laki, Pergaulan Bebas Pemicu Utama (radarbali.jawapos.com, 28/1-2023)
- Pergaulan Bebas, Tingginya Kasus HIV dan Sifilis (radarindonesianews.com, 28/6-2023)
Kalaupun dikait-kaitkan dengan HIV/AIDS 'pergaulan bebas' (zina) merupakan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS, tapi dengan syarat:
(a) Dilakukan (sekali atau beberapa kali) di dalam nikah dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi suami tidak memakai kondom
(b) Dilakukan (sekali atau beberapa kali) di luar nikah dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom
(c) Dilakukan (sekali atau beberapa kali) dengan seseorang yang sering ganti pasangan, seperti PSK atau cewek prostitusi online, yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom
Selama materi KIE tentang HIV/AIDS bermuatan moral, maka selama itu pula banyak orang yang tidak memahami cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang akurat. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H