Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat Paling Banyak di Bekasi dan Bandung?

4 Oktober 2023   13:32 Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:53 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Di bagian lain Yudi mengatakan: .... penanganan dan menekankan angka HIV Pemprov Jabar lakukan tindakan yang langsung menyentuh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan memberikan obat Arv ....

Odha (penulisannya bukan dengan huruf kapital karena bukan akronimi tetap kata yang mengadu ke Orang dengan HIV/AIDS -- Lihat: Pers Meliput AIDS, Syaiful W. Harahap, Penerbit Sinar Harapan/Ford Foundation, 2000, hal ....) adalah warga yang sudah tertular HIV. Maka, penanganan Odha tidak menekan angka (jumlah) kasus HIV.

Menekan, dalam hal ini hanya bisa menurunkan, insiden infeksi HIV baru, tertuama pada laki-laki dewasa adalah dengan melakukan intervensi agar laki-laki selalu memakai kondom pada hubungan seksual berisik yaitu dengan pekerja seks komersial (PSK). Tapi, hal ini hanya bisa dilakukan jika praktek PSK dilokalisir.

Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Sedangkan kondisi sekarang pelacuran sudah pindah dari lokalisasi dan jalanan ke media sosial dengan transaksi melalui ponsel yang terjadi sembarang waktu dan di sembarang tempat.

Itu artinya tidak bisa dilakukan intervensi sehingga kasus HIV baru akan terus terjadi. Laki-laki yang (baru) tertular HIV jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat tanpa mereka sadari.

Penyebaran yang terjadi tanpa disadar itu seperti 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS.' *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun