Baca juga: Kaitkan Lesbian Langsung dengan Penyebaran HIV/AIDS Adalah Hoax
Seperti diketahui, penularan HIV/AIDS melalui melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks pranikah, seks di luar nikah, seks bebas, melacur, berzina, selingkuh, seks esek-esek), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual di dalam dan di luar nikah yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta!
Berita yang tersebar luas dengan mengaitkan LGBT dengan HIV/AIDS sangat merugikan penanggulangan HIV/AIDS karena kemudian mengabaikan kasus HIV/AIDS pada kalangan laki-laki heteroseksual.
Secara empiris, kasus HIV/AIDS pada gay ada di terminal akhir epidemi karena mereka tidak mempunyai istri. Penyebaran HIV/AIDS hanya pada komumitas mereka, kecuali bagi biseksual.
Sedangkan kasus HIV/AIDS pada laki-laki heteroseksual merupakan bencana besar jika tidak ditangani karena mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah tanpa kondom.
Bencana besar lain adalah kasus HIV/AIDS pada laki-laki biseksual karena di rumah mereka melakukan hubungan seksual dengan istri dan di luar mereka melalukan hubungan seksual dengan sesame laki-laki. Maka, laki-laki biseksual adalah jembatan penyebaran HIV/AIDS dari masyarakat ke rumah tangga atau sebaliknya.
Kasus kumulatif HIV/AIDS dilaporkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh sebanyak 2.021 yang terdiri atas 1.270 HIV dan 751 AIDS.
Yang perlu diingat kasus yang dilaporkan (2.021) tidak menggambarkan kasus yang sebenarnya di Aceh karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Matriks).