Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Berita tentang Hepatitis B Misleading Dorong Stigmatisasi Terhadap Perempuan

29 Juli 2023   13:57 Diperbarui: 29 Juli 2023   14:00 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: aidsmap.com)

"Kemenkes: Hepatitis B dominan ditularkan transmisi dari ibu ke anak" Ini judul berita di antaranews.com (28/7-2023).

Disebutkan dalam berita: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan bahwa hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak. "Kondisi itu memungkinkan terjadinya hepatitis B yang kronis," katanya dalam agenda Hari Hepatitis Sedunia ke-14 Tahun 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Jumat, 28/7-2023.

Begitu juga dengan berita di kompas.com (28/7-2023): Tingginya prevalensi hepatitis B (HBsAg) dipicu oleh transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak. Pasalnya, ibu hamil yang terinfeksi dengan hepatitis B dapat menularkan penyakit ini kepada janin di dalam kandungan.

Celakanya, dalam banyak berita sama sekali tidak ada informasi atau penjelasan berbasis ilmiah tentang: Mengapa dan Bagaimana ibu-ibu itu tertular virus Hepatitis B!

Dengan berita yang sifatnya misleading ini membuat perempuan, dalam hal ini ibu yang melahirkan, jadi objek sebagai pelengkap penderita. Mereka sudah tertular virus Hepatitis B, tapi tidak ada penjelasan yang komprehensif siapa yang menularkan virus Hepatitis B kepada mereka (baca: ibu-ibu yang menularkan virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkannya).

Penjelasan pejabat Kemenkes itupun, Imran Pambudi, mengabaikan perspektif gender dengan menyudutkan perempuan karena tidak memberikan informasi yang akruat tentang penularan virus Hepatitis B terhadap seorang (peremuan), alam hal ini ibu hamil.

Penularan virus Hepatitis B persis sama dengan HIV/AIDS, yaitu:

(a) melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pengidap virus Hepatitis B,

(b) melalui jarum suntik yang dipakai secara bersama-sama dengan bergiliran

(c) melalui transfusi darah yang tidak diskrining virus Hepatitis B, dan

(d) dari ibu hamil yang mengidap virus Hepatitis B ke janin yang dikandungnya

Itulah sebabnya, (Alm) dr Kartono Mohammad, mantan Ketua Umum PB IDI, mengatakan dia heran orang dengan tegar membuka rahasia medisnya sebagai orang yang mengidap virus Hepatitis B, sementara Odha (Orang dengan HIV/AIDS) dihujat. Selain itu dr Kartono juga mengkritik, waktu itu Askes, yang menolak biaya pengobatan Odha sedangkan pengobatan pengidap virus Hepatitis B dibayar. Padahal, penularannya sama.

Nah, dengan fakta medis di atas maka ibu-ibu yang disebut menularkan virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkannya terlebih dahulu tertular virus Hepatits B, dalam hal ini dari suaminya.

Penderitaan perempuan terus terjadi, seperti akibat dari pernyataan Imran Pambudi ini: Ia (Imran Pambudi-Pen.) mengimbau ibu hamil untuk segera tes Hepatitis ke fasilitas kesehatan agar bisa mencegah terjadinya penularan ke anak.

Sejatinya Kemenkes membalik paradigma berpikir: Yang menjalani tes Hepatitis B pertama adalah suami perempuan yang hamil. Jika hasilnya positif, maka istrinya menjalani tes Hepatitis B.

Ketika seorang ibu hamil menjalani tes Hepatitis dengan hasil positif, tapi suaminya tidak ikut tes Hepatitis itu artinya pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, membiarkan suami-suami itu jadi mata rantai penyebaran virus Hepatitis B di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Ilustrasi (Sumber: arcare.net)
Ilustrasi (Sumber: arcare.net)

Bahkan, tidak sedikit laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu. Sementara itu pelanggan pekerja seks komersial (PSK) dan Waria juga banyak dari kalangan laki-laki beristri.

Disebutkan pula: Kemenkes juga melakukan pemeriksaan hepatitis B pada semua ibu hamil. Pada 2022 pemeriksaan hepatitis B dilakukan kepada ibu hamil di 489 kabupaten/kota dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa melebihi 3,2 juta orang.

Celakanya, suami 3,2 juta ibu hamil itu tidak menjalani tes Hepatitis B. Itu artinya pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, melakukan diskriminasi yang mengakibatkan stigmatisasi terhadap perempuan, dalam hal ini ibu-ibu hamil.

Dalam berita kompas.com yang melansir Mayo Clinic, disebutkan cara mencegah hepatitis B, seperti: Menghindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi dengan hepatitis B.

Bagaimana caranya mengetahui seseorang mengidap Hepatitis B? Tentu saja hal yang mustahil membawa-bawa alat tes Hepatitis B ketika hendak melakukan hubungan seksual.

Materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIR) tentang virus Hepatitis B sering tidak akurat. Misalnya, mengaitkan penularan virus Hepatitis B dengan pola hidup bersih dan sehat. Ini hanya orasi dengan muatan moral yang menutupi fakta medis tentang cara-cara penularan dan pencegahan virus Hepatitis B yang akurat.

Maka, caranya adalah: selalu memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah, atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK langsung dan PSK tidak langsung (cewek pijat dan kafe plus dan prostitusi online).

Virus Hepatitis B bisa dicegah, maka perlu sosialiasi yang luas terhadap masyarakat tentang cara-cara penularan dan pencegahan virus Hepatitis B yang komprehensif tanpa dibumbui dengan moral dan agama.

Mengapa, sih, kita selalu menutup-nutupi bahkan menggelapkan fakta tentang cara-cara penularan dan pencegahan virus Hepatitis B yang akurat? (dari berbagai sumber). *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun