Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus HIV/AIDS yang Tinggi pada Remaja di Kota Mataram Realistis

8 Juli 2023   10:41 Diperbarui: 10 Juli 2023   08:02 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: dailymaverick.co)

Warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi tidak menyadari diri mereka mengidap HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan (secara statistik masa AIDS terjadi setelah 5-15 tahun tertular jika tidak menjalani program pengobatan dengan obat antiretroviral/ART).

Disebutkan jumlah kasus HIV/AIDS priode 2020-2022 pada rentang usia 15-24 tahun sebanyak 51. Dengan data ini dr Margaretha mengatakan: .... kita harus fokus pada bagaimana pencegahan HIV-AIDS anak usia remaja ....

Baca juga: AIDS pada Usia Produktif di Yogyakarta bukan Ironis tapi Realistis

Agaknya, dr Margaretha mengabaikan kasus HIV/AIDS pada laki-laki beristri dengan indikator kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga.

Baca juga: AIDS di Yogyakarta: Yang Bikin Miris Bukan AIDS pada Pelajar dan Mahasiswa, tapi Pada Laki-laki Dewasa

Secara empiris kasus HIV/AIDS pada remaja ada di terminal terakhir epidemi karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap (baca: istri atau suami). Sementara itu kasus HIV/AIDS pada suami justru jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS ke istrinya dan pasangan seks lain. Bahkan, ada laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu.

Matriks: Risiko penyebaran HIV/AIDS pada remaja dan laki-laki beristri. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Risiko penyebaran HIV/AIDS pada remaja dan laki-laki beristri. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Kasus HIV/AIDS pada remaja dan dewasa muda (15-40 tahun) adalah hal yang realistis karena pada rentang usia ini hasrat seksual sangat tinggi. Libido seks tidak bisa diganti atau disubsitusi dengan kegiatan lain di luar seksual.

Baca juga: Kasus HIV/AIDS pada Remaja Akibat Materi KIE HIV/AIDS yang Hanya Mitos

Celakanya, mereka menyalurkannya dengan pengetahuan yang minim tentang cara-cara penularan dan pencegahan IMS (seperti sifilis, GO, dan lain-lain) dan HIV/AIDS.

Mengapa? Selama ini materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS selalu dibumbui dengan moral dan agama sehingga fakta medis HIV/AIDS hilang. Yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapa yang salah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun