Padahal, secara empiris mereka itu juga termasuk PSK dengan sebutan PSK tidak langsung karena mereka juga melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti, seperti halnya PSK di lokalisasi.
Yang perlu diingat PSK ada dua tipe, yaitu:
(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan. Tapi, sejak reformasi ada gerakan moral menutup semua lokalisasi di Indonesia sehingga lokaliasi pelacuran pun pinah ke media sosial. Transaksi seks pun dilakukan melalui ponsel, sedangkan eksekuasinya dilakukan sembarang waktu dan di sembarang tempat. PSK langsung pun akhirnya 'ganti baju' jadi PSK tidak langsung.
(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, pemandu lagu, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, dan cewek PSK online. Transaksi seks terjadi melalui berbagai cara, antara lain melalui ponsel.
Itu artinya sekarang praktek pelacuran tidak bisa dijangkau karena ada di ranah privat. Di beberapa negara penjangkauan ke lokaliasi pelacuran bisa menurunkan insiden infeksi HIV melalui program kewajiban laki-laki memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS karena Terperangkap Mitos
Maka, amatlah masuk akal kalau kemudian banyak ibu rumah tangga dan ibu hamil di Kabupaten dan Kota Bogor, Jabar, yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.
Dalam berita dilaporkan kasus HIV/AIDS di Kota Bogor sampai September 2022 sebanyak 6.058 hiv dan 1.865 AIDS, dari jumlah ini 16 kasus terdeteksi pada ibu rumah tangga. Sedangkan di Kab Bogor jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 2.276, dari jumlah ini sebanyak 42 kasus terdeteksi pada ibu rumah tangga.
Para suami menganggap mereka tidak berisiko tertular HIV/AIDS karena mereka melakukan hubungan seksual bukan dengan PSK langsung. Para suami 'hidung belang' itu termakan mitos sehingga kepatil HIV/AIDS.
Padahal, melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan cewek Open BO dan PSK tidak langsung merupakan perilaku seksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS karena cewek Open BO dan PSK tidak langsung juga melakukan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS.
Maka, ini pertanyaan yang sangat mendasar untuk Dinkes Kabupaten dan Kota Bogor: Apakah suami ibu-ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS itu mejalani tes HIV sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku?