Inilah persoalan besar yang dihadapi Garut. Apakah Pemkab Garut bisa menjangkau perilaku-perilaku berisiko di atas?
Tentu saja tidak bisa karena semua terjadi di ranah privat. Yang bisa terjangkau hanya PSK langsung dengan syarat prakteknya dilokalisir. Tapi, sekarang tidak ada lagi lokalisasi atau lokres pelacuran sehingga praktek PSK terjadi melalui dunia maya dengan memakai media sosial.
Itu artinya kasus infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa, akan terus terjadi di Garut. Laki-laki yang tertular HIV/AIDS akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam atau di luar nikah.
Penyebaran HIV/AIDS terjadi tanpa disadari karena tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan warga yang tertular HIV/AIDS sebelum masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ART).
Penyebaran HIV/AIDS ibarat 'bom waktu' di masyarakat Garut yang  kelak akan jadi 'ledakan AIDS' yang bikin masalah besar terhadap aspek kesehatan masyarakat di Garut. Selanjutnya jadi beban pemerintah kabupaten yang jika tidak diatasi akan menghancurkan generasi yang akan datang. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H